Translate Page

Showing posts with label Educational. Show all posts
Showing posts with label Educational. Show all posts

Sunday, July 29, 2012

The Political Compass™

Welcome to The Political Compass (http://www.politicalcompass.org)


There's abundant evidence for the need of it. The old one-dimensional categories of 'right' and 'left', established for the seating arrangement of the French National Assembly of 1789, are overly simplistic for today's complex political landscape. For example, who are the 'conservatives' in today's Russia? Are they the unreconstructed Stalinists, or the reformers who have adopted the right-wing views of conservatives like Margaret Thatcher?
On the standard left-right scale, how do you distinguish leftists like Stalin and Gandhi? It's not sufficient to say that Stalin was simply more left than Gandhi. There are fundamental political differences between them that the old categories on their own can't explain. Similarly, we generally describe social reactionaries as 'right-wingers', yet that leaves left-wing reactionaries like Robert Mugabe and Pol Pot off the hook.
That's about as much as we should tell you for now. After you've responded to the following propositions during the next 3-5 minutes, all will be explained. In each instance, you're asked to choose the response that best describes your feeling: Strongly Disagree, Disagree, Agree or Strongly Agree. At the end of the test, you'll be given the compass, with your own special position on it.
The test presented on this website is entirely anonymous. None of your personal details are required, and nothing about your result is recorded or logged in any way. The answers are only used to calculate your reading, and cannot be accessed by anyone, ever.
Our sister application on Facebook does log scores, but the information is used only for social networking purposes, and is visible only within the user's personal network. We do not give anyone's score to outside organisations. If you don't want your score logged, don't use the Facebook app.
The idea was developed by a political journalist with a university counselling background, assisted by a professor of social history. They're indebted to people like Wilhelm Reich and Theodor Adorno for their ground-breaking work in this field. We believe that, in an age of diminishing ideology, a new generation in particular will get a better idea of where they stand politically - and the sort of political company they keep.
So are you ready to take the test? Remember that there's no right, wrong or ideal response. It's simply a measure of attitudes and inevitable human contradictions to provide a more integrated definition of where people and parties are really at. Click here to start.

Thursday, July 26, 2012

Ten Key Principles in Economics by Professor Gregory Mankiw

(Re-blogged from Prof Gregory Mankiw's Blog)


Everything has a cost. There is no free lunch. There is always a trade-off.

Cost is what you give up to get something. In particular, opportunity cost is cost of the tradeoff.

One More. Rational people make decisions on the basis of the cost of one more unit (of consumption, of investment, of labor hour, etc.).

iNcentives work. People respond to incentives.

Open for trade. Trade can make all parties better off.

Markets Rock! Usually, markets are the best way to allocate scarce resources between producers and consumers.

Intervention in free markets is sometimes needed. (But watch out for the law of unintended effects!)

Concentrate on productivity. A country’s standard of living depends on how productive its economy is.

Sloshing in money leads to higher prices. Inflation is caused by excessive money supply.

!!! Caution: In the short run, falling prices may lead to unemployment, and rising employment may lead to inflation.

Introduction to Algebra: Math Help Summary


  1. Variables 
  2. Expressions 
  3. Equations 
  4. Solution of an equation 
  5. Simplifying equations 
  6. Combining like terms 
  7. Simplifying with addition and subtraction 
  8. Simplifying by multiplication 
  9. Simplifying by division 
  10. Word problems as equations 
  11. Sequences 

 

Sunday, July 15, 2012

Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Dr Bambang Heru Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan BPS dan Sekretaris Ikatan Perstatistikan Indonesia (ISI), atau Statistika Indonesia. 

Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan indikator kinerja makro yang sangat populer, dan dalam hitungannya merupakan derivasi dari PDB (produk domestik bruto) atau GDP (gross domestic product). Popularitasnya disebabkan banyaknya kaitan penggunaan indikator tersebut dengan kegunaan praktis dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Sering kita baca/dengar berita dari media tentang tingkat defisit anggaran, pendapatan per kapita, investasi, maupun kontribusi ekonomi sektoral, yang semuanya dikaitkan dengan besaran PDB. 

Di tengah meluasnya penggunaan indikator tersebut, masih sering terjadi salah tafsir sehingga masyarakat seolah dihadapkan kepada anomali, dan secara ekonomi merugikan. Ada pendapat, apabila pertumbuhan ekonomi tinggi, secara otomatis seluruh masyarakat akan tambah sejahtera serta kemiskinan dan pengangguran berkurang. Benarkah analisis tersebut? Mungkin benar, tetapi tidak sepenuhnya, atau bahkan mungkin sebaliknya. 

Sesuatu yang sering dibanggakan banyak pihak adalah bahwa di tengah krisis ekonomi dunia, ekonomi Indonesia masih tumbuh 4,5% (2008 sebesar 6%). Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,34%, jelas ekonomi per kapita rata-rata masih tumbuh di atas 3%. Namun, kesimpulan akan lain apabila dimasukkan variabel pemerataan, dan di sinilah masalah muncul sehingga analisis yang berbasis pertumbuhan tanpa mengacu kepada pengertian konsep dan definisi serta tata cara penghitungannya sering membuat kesimpulan menjadi bias. Kalau hanya sebagai kajian akademis masih 'baik-baik saja'. Celakanya apabila digunakan untuk kebijakan ekonomi, bisa menjerumuskan dan merugikan. 

Secara konseptual, setiap aktivitas ekonomi akan menghasilkan nilai tambah (value added)-–nilai yang ditambahkan atas nilai bahan baku/input antara--yang merupakan balas jasa faktor produksi--tenaga kerja, tanah, modal, dan kewiraswastaan. Penjumlahan value added di suatu wilayah teritorial (Indonesia) dan dalam selang waktu tertentu (triwulan, setahun) menghasilkan PDB wilayah tersebut. 

Dengan demikian, penguasaan faktor produksi menentukan kepemilikan nilai tambah. Selanjutnya, pertambahan riil PDB dalam triwulan/setahun dinamakan pertumbuhan ekonomi triwulan/tahun bersangkutan. Kata riil mengacu kepada PDB yang telah 'dihilangkan' inflasinya sehingga pertumbuhan ekonomi sudah 'bersih' dari pengaruh perubahan harga dan merupakan pertumbuhan jumlah 'kuantitas' produk. 

Benarkah pertumbuhan yang terjadi telah menyejahterakan masyarakat? 

Masalah penguasaan faktor produksi dan besaran kontribusi sektoral menjadi faktor nyata 'melesetnya' interpretasi yang merugikan masyarakat, dan berikut ini diberikan uraian anomali akibat salah interpretasi. 

Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik, Klasik, Sosialis dan Neoklasik


Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilisme
·       Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar negeri yang menguntungkan .
·      Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdagangan internasional.
·   Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah mendorong ekspor.
·       Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar mempengaruhi tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya logam-logam mulia mempengaruhi tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang beredar, dan kecepatan uang beredar.
·       Kebijakan ekonomi lebih bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi industri di dalam negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan dalam usaha meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan perluasan-perluasan kolonialisme.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Pisiokrat
·       Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi.
·       Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum pekerja.
·       Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.
·       Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah karena jumlahnya.

Thursday, June 7, 2012

Perkembangan Sistem Ekonomi Syariah di Eropa: Contoh Kasus di Inggris


Oleh: Teuku Bahran Basyiran

Saat ini telah masuk sistem perekonomian yg baru di Negara-negara Eropa, yaitu sistem ekonomi syariah yang dimulai pada tahun 2000-an dan terus berkembang secara positif sampai sekarang. Ini menjadi sistem alternative pada makin turunnya reputasi kapitalis di Negara-negara Eropa. Pemerintah di Negara-negara tersebut sangat mendukung segala program dan upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak ekonomi syariah dikarenakan jelasnya tujuan pada sistem ini dalam menangani permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan ekonomi seperti sosial, yang baurannya merupakan rakyat lemah.
Sistem ekonomi syariah terus berkembang dengan munculnya satu-per-satu lembaga-lembaga syariah. Perbankan syariah di Eropa telah berdiri sejak 2004 dan memiliki 50 ribu nasabah menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap industri tersebut. Lima bank murni syariah kini beroperasi di London termasuk lembaga multinasional seperti HSBC yang menjadi pemain kunci sektor perbankan syariah. London pun menjadi pintu masuk menuju Eropa.
Bank yang merupakan bank syariah pertama di Eropa adalah IBB (The Islamic Bank of Britain) atau Bank Islam Britania, didirikan pada tahun 2004 di Inggris, yang menandakan dimulainya atmosfir sistem ekonomi syariah di Eropa. Bank ini menunjukan meski berada di pasar masyarakat menengah, bank syariah masih bisa bersaing dengan bisnis bank konvensional.  Bank tersebut nyata-nyata berani menerapkan margin kompetitif untuk produk deposito berjangka, bahkan mengalahkan sejumlah bank konvensional besar di negara itu.
Sebagai contoh, kita lihat di negara Inggris, yang merupakan negara di Eropa yang pertama sekali menerapkan sistem ekonomi syariah. Pada dasarnya, Inggris bukanlah negara Muslim. Namun, negeri Ratu Elizabeth itu tercatat sebagai negara yang paling maju dalam hal ekonomi syariah. Sebuah studi mencatat, Inggris  sebagai negara yang memiliki bank terbanyak bagi umat muslim di antara negara Barat lainnya. Aset perbankan syariah yang mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar pounds) melebihi aset bank syariah seperti di Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Hal tersebut pun didukung oleh 55 universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Inggris yang memiliki pendidikan keuangan syariah. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara lainnya. Dan para ahli ekonomi syariah dari beberapa universitas di negara tersebut pun didatangkan untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun pelatihan di berbagai belahan dunia.
Meski ekonomi syariah tak berasal dari Negara-negara Eropa, tapi keuangan syariah telah menemukan tempatnya di Negara-negara Eropa. Tercatat, banyak negara-negara besar dunia di Eropa (selain Inggris) telah memakai sistem ini, seperti Perancis, Jerman, Italia.

Bab 8: Analisis Ekonomi Struktur Keuangan



Biaya Transaksi

            Biaya transaksi merupakan masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.

Bagaimana Biaya Transaksi Mempengaruhi Struktur Keuangan
            Jika anda mempunyai uang $5.000  yang ingin di investasikan di pasar saham. Uang tersebut dapat anda belikan sejumlah kecil saham. Meskipun jika anda menggunakan perdagangan online, pembelian anda akan sedemikian kecil sehingga komisi perantara (brokerage) untuk membeli saham yang anda pilih akan merupakan presentase yang besar dari harga beli saham. Jika anda membeli obligasi, masalah menjadi akan lebih buruk karena di nominasi terkecil untuk beberapa obligasi yang mungkin ingin anda belin $10.000 dan tidak punya sebanyak itu untuk berinvestasi. Anda akan kecewa karena anda akan tidak dapat menggunakan pasar keuangan untuk memperoleh imbal hasil (return) atas tabungan anda. Hal ini adalah fakta kehidupan bagi sebagian besar dari kita. Hanya sekitar separuh dari rumah tangga Amerika Serikat memilki surat berharga (sekuritas).
            Anda juga menghadapi masalah lain akibat biaya transaksi. Oleh karena Anda hanya memiliki dana kecil yang tersedia, anda hanya dapat membuat sejumlah investasi yang terbatas karena sejumlah besar transaksi-transaksi kecil akan menghasilkan biaya transaksi yang sangat tinggi. Dengan demikian, Anda harus menaruh semua telur dalam satu keranjang, dan ketidakmampuan anda untuk melakukan pembedaan akan membatasi anda denfan risiko yang banyak.

Aplikasi: Perilaku Suku Bunga



1.    Perubahan Suku Bunga Karena Ekspansi Siklus Usaha
Dalam siklus usaha yang ekspansif, jumlah barang & jasa yang dihasilkan dalam perekonomian akan meningkat, demikian pula untuk pendapatan nasioanl. Ketika hal itu terjadi, pengusaha akan bersedia meminjam lebih banyak karena mereka berharap bisa mendapatkan keuntungan dari peluang investasi yang membutuhkan pendanaan tersebut. Dengan harga obligasi tertentu, jumlah obligasi yang dijual oleh perusahaan (Bs) akan meningkat. Sehingga dapat dilihat pada grafik berikut ini :

    
·       Artinya, dalam hal ini, kurva penawaran obligasi shift ke kanan dari Bs1 ke Bs2
·       Hal ini juga mempengaruhi kurva permintaan di mana teori permintaan aset menjelaskan bahwa kurva permintaan obligasi akan naik juga, sehingga shift ke kanan dari Bd1 ke Bd2
·       Sehingga didapatlah keseimbangan baru pada Bd2 dan Bs2 yang menyebabkan harga obligasi turun dari P1 ke P2, yang mendorong kenaikan suku bunga




Jadi, ekspansi siklus usaha dan kenaikan pendapatan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan akan turun jika siklus usaha menuju resesi.

2.    Penjelasan Rendahnya Suku Bunga Jepang
Pada tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, suku bunga Jepang menjadi suku bunga paling rendah di dunia. Mengapa suku bunga Jepang sampai tingkat yang sangat rendah? Hal ini disebabkan oleh resesi yang sangat panjang dan deflasi (inflasi negatif) di Jepang, sehingga cukup jelas suku bunganya akan rendah.
Lihat grafik berikut ini :


   
·       Inflasi yang negatif menyebabkan permintaan obligasi meningkat karena perkiraan imbal hasil obligasi naik secara relatif dan selanjutnya menyebabkan kurva Bd shift ke kanan
·       Dan juga menaikkan suku bunga riil, yang menyebabkan penawaran obligasi menurun dan kurva Bs shift ke kiri
·       Kedua shifting ini mendorong peningkatan harga obligasi dan penurunan suku bunga.





Jadi, kontraksi siklus usaha dan berkurangnya peluang investasi akan mendorong penurunan suku bunga, di mana disebabkan oleh menurunnya penawaran obligasi. Terdapat pemahaman yang menyesatkan bahwa suku bunga yang rendah adalah lebih baik. Dalam kasus ini, Jepang mengalami kesulitan yang besar dalam perekonomian (resesi) karena hal tersebut, jika perekonomian Jepang kembali sehat akan membuat suku bunga normal kembali.

3.    Membaca Kolom ‘Credit Markets’ Wall Street Journal
Analisa ini digunakan untuk memahami pembahasan mengenai harga obligasi dan suku bunga yang muncul pada berita-berita keuangan. Setiap hari, Wall Street Journal melaporkan perkembangan pasar obligasi pada hari sebekumnya yang disebut sebagai kolom “Credits Markets”.
Kolom tersebut menceritakan bagaimana harga obligasi Treasury meingkat ketika pasar saham menuju kejatuhan. Ini persis dengan prediksi analisi penawaran & permintaan yang tadi. Pelemahan di saham menunjukkan penurunan perkiraan imbal hasil pada sekuritas tersebut, sehingga menaikkan perkiraan imbal hasil relatif ada obligasi. Semakin tinggi perkiraan tersebut akan menyebabkan jumlah yang diminta meningkat pada setiap harganya, sehingga menggeser kurva permintaan ke kanan, hasilnya adalah kenaikan pada harga keseimbangan dan turunnya suku bunga.
Kolom tersebut juga menjelaskan bahwa untuk obligasi Treasury yang menembus kisaran sekarang, seharusnya ada sinyal yang jelas dari turunnya pertumbuhan atau meningkatnya inflasi. Analisis sebelumnya juga menghasilkan kesimpulan yang sama karena perubahan perkiraan inflasi atau pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting yang menentukan harga obligasi.
Kolom tersebut juga mencatat bahwa penawaran obligasi dalam jumlah yang besar yang masuk ke pasar pada bulan depan membuat para analisis melihat kecenderungan turunnya harga obligasi Treasury. Kondisi ini konsisten dengan analisis penawaran dan permintaan yang sebelumnya mengenai pasar obligasi. Meningkatnya penawaran akan menggeser kurva penawaran ke kanan, yang menyebabkan harga keseimbangan turun.

Sumber: 
Mishkin, Frederic S. 2011. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Organisasi Bank Sentral



Wewenang Bank Sentral dan Implikasinya pada organisasi

Berdasarkan wewenangnya, menurut Chen Yuan (1990) organisasi Bank Sentral terdiri dari dua level/aras, yaitu aras yang mempunyai kewenangan tertinggi dan aras di bawah badan yang mempunyai kewenangan tertinggi dalam membuat kebijakan (Decision Making Body). Pada aras tertinggi, unit organisasi Bank Sentral dapat terdiri dari satu, dua, atau tiga badan, yaitu:
a.         Policy Making Body (badan pembuat kebijakan)
b.         Executive Body (badan pelaksana kebijakan)
c.          Supervisory Body (badan pengawas)
Selanjutnya Chen Yuan menjelaskan bahwa jumlah badan pada organisasi Bank Sentral yang memiliki wewenang tertinggi dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok.
Pertama, Bank Sentral yang wewenang mebuat kebijakan dan wewenang melaksanakan kebijakan berada pada satu badan, misalnya Federal Reserve System of the United States  dan Bank of England.
Kedua, Bank Sentral yang wewenang membuat kebijakan dan wewenang melaksanakan kebijakan berada pada dua badan yang terpisah, misalnya Bank of Japan, Deutsche Bundesbank, dan Bank of Italy.
Ketiga, Bank Sentral yang wewenang membuat kebijakan, wewenang melaksanakan kebijakan, dan wewenang mengawasi kebijakan berada pada tiga badan terpisah yaitu Decision Making Body, Executive Body dan Supervisory Body, misalnya Bank of France, the National Bank of Belgium,  dan the National Bank of Switzerland.

Tuesday, February 21, 2012

Which math courses?

Re-blogged from N. Gregory Mankiw's Blog, Proffesor at Harvard University and American Economist

In response to my previous post offering advice to aspiring economists, a student emails me:
Since the time allocation is limited, I can take only some math courses and the problem is that I am not sure which courses are most important for a successful economist and which course I should take first. Can you possibly suggest for me a list of math courses that a typical economics student should take step by step?
Here is one plan of action:

Calculus
Linear Algebra
Multivariable Calculus
Real Analysis
Probability Theory
Mathematical Statistics
Game Theory
Differential Equations

"My Life as a Student " by N. Gregory Mankiw, Proffesor at Harvard University and American Economist

Re-blogged from N. Gregory Mankiw's Blog

A reader of the blog writes:

Prof Mankiw,
Just to let you know, I'm a big fan of yours and some of your work has inspired me to pursue a career in Economics. I just have one question for you - that may seem silly, but hey, - your educational background is very impressive - but did you ever struggle with any of the courses you studied as a student?
Sometimes, an academic life can be a struggle, can't it? Or do you find it all fun?
Thanks for reading this. I know you are very busy so I'll understand if you don't reply. You are an inspiration.
[name withheld]
As a student, I had the most trouble with three kinds of courses:

1. Those that required motor skills. I was solidly in the bottom quartile of my junior high school and high school classes in shop, typing, and physical education (but somehow I managed to become captain of my high school fencing team).

2. Those that required good memorization skills. Languages in particular were a weak point in my academic career, mostly because I had trouble learning the large quantity of new vocabulary words.

Saturday, January 7, 2012

Kebijakan Pemerintahan dalam Mengatasi dan Menanggulangi Kemiskinan dan Hasil yang Dicapai

I.  PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Sistem Ekonomi Islam


1. Pendahuluan

Beberapa dasawarsa yang lalu, dunia telah mengalami polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi, ditandai dengan adanya dua negara adidaya sebagai representasi dua system ekonomi tersebut, Amerika dan sekutu Eropa baratnya merupakan bagian kekuatan dari sistem ekonomi kapitalis, sedangkan ekonomi sosisalis diwakili oleh Uni Soviet dan Eropa Timur serta negara China dan Indochina seperti Vietnam dan Kamboja. Dua sistem ekonomi ini lahir dari dua muara idiologi yang berbeda sehingga persaingan dua sistem ekonomi tersebut hakikatnya merupakan pertentangan dua idiologi politik dan pembangunan. Posisi negara muslim pasca berakhirnya perang dunia kedua menjadi objek tarik menarik dua kekuatan idiologi tersebut. Hal ini disebabkan tidak adanya visi konstruksi pembangunan ekonomi yang dimiliki para pemimpin negara muslim dari sumber Islami orisinil pasca lahirnya negara bangsa sebagai akibat dari pengaruh penjajahan dan kolonialisme barat.
Dalam suasana tarik menarik tersebut lahirlah ide untuk kembali pada sistem yang orisinal di dua dasawarsa terakhir ini. Gerakan Islamisasi ekonomi ini kemudian menjelma menjadi suatu gerakan yang sangat menarik hingga kini. Dari sini timbul perntanyaan mendasar yang membutuhkan jawaban yaitu tentang apa sesungguhnya keunggulan sistem ekonomi Islam jika dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya?


Sistem Perekonomian Inggris: Free-market dan Ekonomi Syariah

I. Pendahuluan

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut. Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

1.1. Latar Belakang Perekonomian di Inggris
Inggris adalah salah satu yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Inggris adalah negara yang sangat maju dan merupakan produsen penting tekstil dan produk kimia. Sejak 1990-an, sektor jasa keuangan telah memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian Inggris dan Kota London adalah salah satu pusat terbesar di dunia keuangan. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air.
Dilihat dari sudut pandang sejarah, Inggris dikenal luas oleh publik dunia dengan statusnya yang merupakan Negara penjajah terbesar di dunia dengan menggunakan sistem pembangunan ekonomi pasar di Negara jajahannya dan berbagi keuntungan dengan Sang Penjajah. Ini sangat menggambarkan sifat kapitalisnya yang mengandalkan pasar, ini lebih dikenal dengan istilah Nekolim, Neokolonialisme-Kolonialisme-Imperialisme.
Sampai saat ini, memang sistem ekonomi yang dimiliki oleh Negara ini adalah sistem ekonomi pasar bebas (free market). Di samping itu, mulai timbul sistem baru yang sedang mencoba untuk mendominasi di Inggris, yaitu sistem ekonomi syariah, di mana Inggris merupakan Negara ke-8 sistem ekonomi syariah terbesar di dunia.

Friday, January 6, 2012

Laporan Tugas: Menjadi Account Officer LKM

Pada suatu hari di awal perkuliahan setelah mid-term semester 3, saya mendapatkan tugas yang sangat berat untuk dijalankan dengan membayangkan, yaitu menjadi account officer. Tapi namanya juga ‘tugas’ ya mau-tidak-mau harus dijalankan. Setelah saya memulainya dengan memasang target/sasaran yang akan dijadikan sebagai calon nasabah saya. Eh btw – by the way/ngomong-ngomong – saya lupa menjelaskan apa itu AO (baca: account officer). AO adalah seseorang yang bekerja pada sebuah lembaga keuangan yang bertugas untuk mencari konsumen lembaga tersebut, nasabah, yang akan membeli berbagai produk keuangan, bisa dibilang seperti sales agent dari lembaga keuangan. Hmm. Kembali lagi ke perjalanan saya menjadi AO. Setelah saya menetapkan target, saya mulai kebingungan harus mulai dari siapa dulu, jadi ya saya mencoba mulai dari teman-teman ngopi. Ironisnya, setelah saya sudah kelelahan menjelaskan instansi apa itu dan produk-produknya, ternyata mereka SEMUANYA sedang mengalami krisis finansial individu (baca: kere). Sebenarnya kesalahan terletak pada saya, yang lupa melihat tanggal ‘bermainnya’ yang ternyata akhir bulan. Ya dimaklumi lah, namanya juga mahasiswa. Saya mulai beralih target ke yang lain, mulai dari yang paling muda (anak-anak) sampai orang tua, tidak ada yang tertarik. Saat itulah saya sangat galau dengan tugas ini, sangat berat rasanya, dikarenakan masih banyak tugas-tugas mata kuliah lain yang belum selesai (no offense ya), juga (sedikit) kesalahannya karena telat mulai menjalani profesi dadakan ini. Singkat cerita, saya kembali menawarkan produk ini ke teman-teman ngopi saya yang tadi, dan mereka sudah bersedia setelah saya menjelaskan lebih paten lagi. Meskipun hanya empat orang yang bersedia membeli 2 produk tamita dan 2 produk tadidik. Yang bikin tertarik di tamita adalah karena produk yang ini katanya lebih sederhana dan hampir sama dengan produk tabungan di bank konvensional. Sedangkan yang memilih untuk bermain di tadidik, karena kedua orang tersebut sangat fokus dengan dunia perkuliahannya dan tertarik dengan produk ini karena memang diperuntukkan bagi pelajar peduli masa depan dan rajin menabung. Akhirnya, saya lolos juga dari permainan ini dan banyak pengalaman yang dapat dipelajari. Mudah-mudahan dapat diimplementasikan di masa depan.

Monday, January 2, 2012

Ironi Kemiskinan di Aceh

Oleh: T. Bahran  Basyiran, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh


            Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Aceh pada tahun 2011 sebesar 19,57 persen. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 20,98 persen. Penurunan persentase penduduk miskin tersebut terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan.

            Pada periode 2010 - 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

            Dari sekumpulan data BPS Aceh di atas mengenai persentase penduduk miskin 2004-2011, dapat dilihat bahwa angka kemiskinan terus menurun mulai dari tahun 2005 (hanya terjadi kenaikan 0,32% pada rentang 2004-2005). Tentu ini merupakan suatu hal yang positif bagi daerah. Tapi, persentase kemiskinan di Aceh hampir setengah lebih besar dari kemiskinan di seluruh Nusantara. Salah satu data yang range perbedaannya lebih besar terjadi pada tahun 2005, kemiskinan di Aceh sebesar 28,69% sedangkan Indonesia secara keseluruhan sebesar 15,97%, selisih 12,72%. Untuk data tahun 2010, Aceh menduduki peringkat ke-7 klasemen dengan persentase kemiskinan tertinggi. Wow tragis!

            Ironisnya, Aceh memiliki anggaran belanja yang cukup besar yaitu Rp8,25 Trilliun, belum lagi ditambah dengan dana otonomi khusus sebesar Rp3 Trilliun. Dan juga seperti yang kita ketahui, di Aceh banyak terdapat sumber daya alam yang besar, seperti dunia perindustrian (khususnya pertambangan) di Kabupaten Aceh Utara. Luar biasa memang kekayaan yang dimiliki oleh Aceh, tapi sayangnya kemiskinan masyarakatnya ke-7 di Indonesia dan peringkat kedua terbanyak daerah tertinggal (setelah Papua). Sangat sangat sangat ironis. Huh.

Wednesday, September 21, 2011

Download Links: Economic Course Books

Microeconomics

  • Walter Nicholson (Pdf) >> http://www.4shared.com/get/z71icXim/NICHOLSON_-_Intermediate_Micro.html
  • Walter Nicholson (Ppt) >> http://www.4shared.com/get/k3J74P6C/Walter_Nicholson_-_Microeconom.html
  • Hal Varian >> http://www.4shared.com/get/UaBGqdJY/Intermediate_Microeconomics.html
  • Pyndick and Ruberfield >> http://www.4shared.com/get/r7wx3TSC/PINDYCK_RUBINFIELD_-_Microecon.html

Sunday, September 18, 2011

Kemiskinan di Kehidupan Sekitar (Indonesia), Khususnya di Aceh

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2004 – 2010

Tahun
Jumlah (Ribu Jiwa)
Persentase
Kota
Desa
Jumlah
Kota
Desa
Jumlah
2004
198,70
957,50
1.156,10
17,49
32,57
28,37
2005
222,90
943,50
1.166,40
19,04
32,60
28,69
2006
226,90
922,80
1.149,70
19,22
31,98
28,28
2007
218,80
864,70
1.083,60
18,68
29,87
26,65
2008
195,80
763,90
959,70
16,67
26,30
25,53
2009
182,20
710,70
892,90
15,44
24,37
21,80
2010
173,37
688,48
861,85
14,65
23,54
20,98


Penduduk Miskin / Maret 2011
            Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Aceh pada tahun 2011 sebesar 19,57 persen. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 20,98 persen. Penurunan persentase penduduk miskin tersebut terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan.
            Pada periode 2010 - 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.