Translate Page

Thursday, June 7, 2012

Bab 8: Analisis Ekonomi Struktur Keuangan



Biaya Transaksi

            Biaya transaksi merupakan masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.

Bagaimana Biaya Transaksi Mempengaruhi Struktur Keuangan
            Jika anda mempunyai uang $5.000  yang ingin di investasikan di pasar saham. Uang tersebut dapat anda belikan sejumlah kecil saham. Meskipun jika anda menggunakan perdagangan online, pembelian anda akan sedemikian kecil sehingga komisi perantara (brokerage) untuk membeli saham yang anda pilih akan merupakan presentase yang besar dari harga beli saham. Jika anda membeli obligasi, masalah menjadi akan lebih buruk karena di nominasi terkecil untuk beberapa obligasi yang mungkin ingin anda belin $10.000 dan tidak punya sebanyak itu untuk berinvestasi. Anda akan kecewa karena anda akan tidak dapat menggunakan pasar keuangan untuk memperoleh imbal hasil (return) atas tabungan anda. Hal ini adalah fakta kehidupan bagi sebagian besar dari kita. Hanya sekitar separuh dari rumah tangga Amerika Serikat memilki surat berharga (sekuritas).
            Anda juga menghadapi masalah lain akibat biaya transaksi. Oleh karena Anda hanya memiliki dana kecil yang tersedia, anda hanya dapat membuat sejumlah investasi yang terbatas karena sejumlah besar transaksi-transaksi kecil akan menghasilkan biaya transaksi yang sangat tinggi. Dengan demikian, Anda harus menaruh semua telur dalam satu keranjang, dan ketidakmampuan anda untuk melakukan pembedaan akan membatasi anda denfan risiko yang banyak.


Bagaimana Perantara Keuangan Mengurangi Biaya Transaksi
1.    Skala Ekonomis
Satu solusi untuk persoalan biaya transaksi yang tinggi adalah menggabungkan dana dri banyak investor secara bersama sehingga dapat mengambil manfaat dari skala ekonomis (economies of scale), yaitu penurunan biaya transaksi per dollar investasi sejalan dengan ukuran (skala) transaksi. Skala ekonomi ada karena total biaya melkuakan transaksi dalam pasar keuangan hanya meningkatkan sdikit sejalan dengan peningkatan ukuran transaksi.
            Contoh yang paling jelas mengenai perantara keungan yang muncul karen skala ekonomis adalah reksa dana(mutual fund). Reksa dana adalah perantara keungan yang menjual saham kepada individu dan kemudian menginvestasikan keuntungannya dalam obligasi atau saham.
            Skala ekonomis juga penting dalam menurunkan biaya lain,sperti tekhnologi computer yang di perlukan oleh lembaga keungan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka .
2.    Keahlian
Perantara keuangan juga dapat mengembangkan keahlian yang lebih baik untuk menurunkan biaya transaksi. Keahlian mereka  dalam tekhnologi computer memungkinkan mereka untuk menawarkan layanan nasabah.
            Hasil penting dari biaya transaksi perantara keungan yang rendah adalah kemampuannya untuk menyediakan nasabahnya dengan jasa likuiditas, yaiut jasa yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi.


Bagaimana Moral Hazard Memengaruhi Struktur Keuangan di Pasar Utang

            Kontrak utang mensyaratkan peminjam untuk membayar dalam jumlah yang tetap dan membiarkan mereka menyimpan keuntungan berapa pun di atas jumlah ini, peminjam mempunyai insentif untuk mengambil proyek-proyek investasi yang lebih berisiko daripada yang diinginkan pemberi pinjaman.

Alat untuk Membantu Menyelesaikan Moral Hazard dalam Kontrak Utang
1.    Kekayaan Bersih dan Jaminan
Salah satu cara untuk menjelaskan solusi bahwa kekayaan bersih yang tinggi dan jaminan memberikan masalah moral hazard adalah mengatakan bahwa kontrak utang merupakan Incentive-compatible, yaitu incentive yang menyelaraskan incentive peminjam dengan insentive pemberi pinjaman. Semakin besar kekayaan bersih peminjam dan jaminan yang dijaminkan, semakin besar insentive peminjam berprilaku dengan cara yang diharapkan dan diinginkan pemberi pinjaman, semakin kecil masalah moral hazard dalam kontrak utang, dan semakin mudah bagi perusahaan dan rumah tangga untuk meminjam

2.    Pemantauan dan Pelaksanaan Kontrak Restriktif
Kontrak restriktif ditujukan untuk mengurangi moral hazard dengan cara mengesampingkan parilaku yang tidak diinginkan atau dengan mendorong perilaku yang diinginkan. Terdapat empat jenis kontrak yang restriktif yang dapat mencapai tujuan tersebut:
·       Kontrak yang mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
Kontrak yang dirancang untuk mengurangi moral hazard dengan mencegahpeminjam dari keterlibatannya dalam perilaku yang tidak diinginkan. Beberapa kontrak mengatur bahwa peminjam dapat digunakan hanya untuk menandai aktivitas tertentu, kontrak lainnya membatasi perusahaan peminjam dan keterlibatannya dalam kegiatan usaha yang berisiko.
·       Kontrak untuk mendorong perilaku yang diinginkan.
Kontrak yang restriktif dapat mendorong peminjam untuk terlibat dalam aktivitasyang dapat lebih memungkinkan bahwa pinjaman tersebut akan dibayarkan. Kontrak yang restriktif ini pada khususnya menjelaskan bahwa perusahaan harus mempertahankan jumlah kepemilikan minimum atas aset tertentu relatif terhadap ukuran perusahaan.
·       Kontrak untuk mempertahankan agar jaminan tetap bernilai.
Ini merupakan jenis kontrak yang biasa paling sering ditemukan. Kontrak pinjaman mobil, misalnya, mengharuskan pemilik untuk mempetahankan sejumlah jaminan minimum dan asuransi kehialangan dan mencegah penjualan mobil tersebut kecuali pinjaman sudah dilunasi. Demikian pula penerima KPR harus mempunyai cukup asuransi atas rumahnya dan membayar KPR apabila property tersebut dijual.
·       Kontrak untuk memberikan informasi.
Kontrak yang restriktif juga mengharuskan perusahaan peminjam untuk menyediakan informasi mengenai kegiatannya secara berkala dalam bentuk laporan akuntasi dan laba triwulan, sehingga memudahkna pemberi pinjaman memantau perusahaan dan mengurangi moral hazard. Jenis kontrak ini juga dapat mengatur bahwa pemberi pinjaman mempunyai hak untuk mengaudit dan memeriksa pembukuan perusahaan kapan saja.

3.    Perantaraan Keuangan
Perantara keuangan mempunyai kemampuan untuk menghindari masalah free-rider terutama selama mereka melakukan pinjaman individu. Pinjaman individu tidak diperdagangkan, sehingga tak seorangpun yang dapat menjadi free-rider pada pemantauan dan pelaksanaan kontrak restriktif. Dengan demikian, perantara yang melakukan pinjaman menerima keuntungan dari pemantauan dan pelaksanaan dan akan bekerja untuk mengurangi masalah moral hazard yang melekat dalam kontrak utang.


Faktor-faktor yang Menyebabkan Krisis Keuangan

            Untuk memahami terjadinya krisis perbankan dan  keuangan dan bagaimana krisis tersebut menyebabkan kontraksi terhadap kegiatan ekonomi, perlu diteliti faktor-faktor yang menyebabkannya. Ada lima kategori faktor yang dapat memicu krisis keuangan: Kenaikan suku bunga, Peningkatan ketidakpastian, pasar aset memengaruhi neraca, masalah-masalah dalam sektor perbankan, dan ketidakseimbangan fiskal pemerintah.

Kenaikan Suku Bunga
Jika suku bunga pasar meningkat karena peningkatan permintaan kredit atau karena penurunan jumlah uang beredar, risiko kredit yang baik kurang berminat untuk meminjam sedangkan risiko kredit yang buruk masih berkeinginan untuk meminjam.. Karena adanya peningkatan dalam adverse selection yang dihasilkan, pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman. Penurunan pinjaman secara substansial akan mengakibatkan penurunan substansial pada investasi dan kegiatan ekonomi agregat.

Peningkatan Ketidakpastian
Peningkatan ketidakpastian yang dramatis di pasar keuangan, kemunkinan akibat kegagalan lembaga keuangan dan non keuangan yang utama, resesi, atau jatuhnya pasar saham, menyebabkan pemberi pinjaman semakin sulit untuk memilh risiko-risiko kredit yang baik dari yang buruk. Ketidak mampuan untuk menyelesaikan masalah adverse selection dapat membuat pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman, sehingga pinjaman, investasi, dan kegiatan ekonomi agregat akan mengalami penurunan.

Dampak Pasar Aset terhadap Neraca
Kondisi neraca perusahaan berimplikasi penting bagi kesulitan masalah informasi asimetris dalam sistim keuangan. Penurunan yang tajam pada pasar saham merupakan satu factor yang dapat menyebabkan terpuruknya neraca perusahaan, sehingga berakibat meningkatkan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar keuangan dan menyulut krisis keuangan.

Permasalahan dalam Sektor Perbankan
Kondisi neraca bank berdampak penting bagi pemberian pinjaman bank. Jika bank mengalami pemburukan neraca bank yang cukup tajam, bank akan mulai gagal, dan kekhawatiran menyebar dari satu bank ke banklain, menyebabkan bahakan bank-bank sehat kolaps.
Penurunan pinjaman bank selama krisis keuangan menurunkan pasokan dana yang tersedia bagi peminjam, yang menyebabkan suku bunga tinggi. Hasil dari kegagalan bank berganda (bank panic) berupa peningkatan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar kredit. Masalah-masalah ini menghasilkan penurunan yang bahkan lebih tajam dalam pemberian pinjaman untuk memfasilitasi investasi produktif dan dapat menyebabkan kontraksi yang lebih tajam dalam kegiatan ekonomi.

Ketidakseimbangan Fiskal Pemerintah
Ketidakseimbangan fiskal pemerintah dapat menciptakan kekhawatiran gagal bayar dari utang pemeritah. Akibatnya pemerintah mungkin bermasalah untuk mendapatkan orang yang bersedia membeli obligasinya dan pemerintah dapat memaksa bank untuk membeli obligasi tersebut. Jika kemungkinan pemerintah gagal bayar utang maka neraca bank akan melemah dan dapat memicu krisis nilai tukar di mana nilai mata uang domestic akan turun dengan tajam karena investor menarik ungnya keluar dari Negara, sehuingga akan membawa destruksi neraca perusahaan dengan utang dalam jumlah besar yang didenominasi dalam mata uang asing. Dan dapat meningkatkan masalah-masalah adverse selection dan moral hazarad. Penurunan pinjaman, dan kontraksi kegiatan ekonomi. 


Sumber: 
Mishkin, Frederic S. 2011. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

No comments:

Post a Comment