Translate Page

Showing posts with label Papers. Show all posts
Showing posts with label Papers. Show all posts

Thursday, May 17, 2018

Colloquium Presentation: Forests as Storable and Renewable Resources

Colloquium Presentation in Environmental Economics and Economic Growth: Forests as Storable and Renewable Resources

Worked by: Teuku Bahran Basyiran

Presented for: Colloquium of Economic Growth in 2017 at University of Tuebingen, Germany

A Brief Idea about this Presentation:
It discusses the topics about forest, the storable and renewable resources. Forests play a very important role for human living. But the extent of the forest continuously declines as population continues to grow and human needs increase. The decline becomes worse over time due to the economic dilemma in the Third World countries who are holding the largest share of world forest. So, how can the forest resources be sustainable? What should the countries and the world do?

Main Reference:

Tietenberg, Tom (2010). Environmental and Natural Resources Economics: 9th Ed. Chapter 12: 293-319. New Jersey: Pearson.







Wednesday, August 22, 2012

Pemikiran & Konsep Ekonomi Neo-Keynesian dan New-Keynesian

Oleh: T. Bahran Basyiran

Neo-Keynesian


Pandangan mereka disebut Keynesian kerena teori mereka merupakan determinasi pemikiran Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes tersebut diperbaharui berdasarkan penelitian empiris yang lebih baru. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.

Fluktuasi Ekonomi (Business cycle)
Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini telah dibicarakan, namun pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu melekatnnya kepercayaan orang terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan dalam perekonomian.
Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang lebih serius pada era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan perekonomian tidak stabil dan yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil.
Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu berada pada keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.

Pemikiran & Konsep Ekonomi Keynes

Oleh: T. Bahran Basyiran

Pendahuluan
Selama dasawarsa ’30 berlangsung depresi ekonomi yang ganas dan berkepanjangan. Justru dalam keadaan demikian ternyata segenap pemikiran-pemikiran sebelumnya, mazhab klasik dan neo-klasik, tidak berdaya untuk memberi jawaban atas masalah-masalah penting yang sedang dialami dalam ekonomi masyarakat sebagai keseluruhan. Hal ini berkaitan erat dengan pola pendekatan dalam alur pikiran kedua mazhab itu yang bersifat mikro terhadap berbagai permasalahan khusus, di mana tidak dapat terwujud kepaduan utuh dalam suatu sistem pemikiran dan kerangka analisis yang mencakup proses perekonomian secara menyeluruh.
Sejak terjadinya depresi besaran-besaran tersebut, orang curiga bahwa ada sesuatu yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang dianggap berlaku umum selama ini. Dalam menghadapi persoalan ekonomi yang mahadahsyat (terjadi krisis dan sistem kapitalis jatuh), teori-teori ekonomi yang  dikembangkan oleh pakar-pakar klasik maupun neo-klasik tidak mampu menjelaskan fenomena dan peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Dalam situasi tidak menentu inilah lahir seorang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu John Maynard Keynes.
Karya tulis atau buku Keynes yang paling populer adalah The General Theory of Employment, Interest, and Money. Buku ini ditulis  sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo-klasik.
Teori klasik dinilai Keynes mengandung banyak kelemahan, sehingga perlu diperbaiki dan disempurnakan, seperti masalah mekanisme pasar, keseimbangan pasar, ketenagakerjaan, analisis biaya, tabungan & investasi, dan juga kritikan yang habis-habisan oleh Keynes terhadap tokoh klasik, J. B. Say tentang teorinya “Supply creates its own demand” (akan  dijelaskan lebih lanjut di halaman berikutnya, poin pertama).
Sedangkan terhadap teori-teori neo-klasik, Keynes tidak terlalu banyak menemukan banyak kelemahan, akan tetapi juga tetap Keynes melakukan hal yang sama seperti terhadap klasik, yaitu melakukan penyempurnaan teorinya agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi saat sekarang (pada saat itu-red). Juga dikarenakan Keynes merupakan salah satu murid brilliannya Marshall, yang notabenenya merupakan kaum neo-klasik. Sehingga sudah pasti karya-karya Marshall banyak diakui oleh Keynes. Mungkin hampir sebagian besar konsep-konsep Marshall diperbaiki dan disempurnakan oleh Keynes.
Hal ini menunjukkan adanya peranan Keynes dalam menjelaskan secara lebih lanjut  dan lebih disempurnakan ide dan konsep yang telah ada, punyanya tokoh mazhab neo-klasik.


Kaitan Ide & Konsep antara Mazhab Klasik dan Mazhab Neo-klasik, serta Peranan Keynes di antara Dua Mazhab Tersebut

Oleh: T. Bahran Basyiran

Beberapa kaitan ide atau pemikiran dan konsep antara mazhab klasik dan neo-klasik adalah sebagai berikut :

1.    Konsep Teori Harga
Menurut kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang menentukan harga adalah sisi penawaran.
Pendapat dari kaum klasik di atas, ditentang oleh tokoh-tokoh neo-klasik melalui Stanley Jevons, Carl Menger, dan Leon Walras. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan. Mereka bertiga secara bersama-sama telah mengembangkan analisis yang sifatnya revolusioner tentang faktor-faktor yang menentukan harga-harga relatif.

2.    Teori Nilai Biaya Produksi dan Teori Biaya Produksi
Tokoh-tokoh neo-klasik yang disebutkan pada kaitan poin (1) secara tegas juga tidak setuju dengan teori nilai biaya produksi (cost of production theory of value) dari kaum klasik yang dikemukakan oleh salah satu tokohnya, karena teori ini dinilai tidak berlaku secara umum.
Mereka bertiga juga tidak sependapat dengan James Mill (Mill Senior) dan John Stuart Mill (Mill Junior) dari kaum klasik, tentang pendapat kedua Mill tersebut atas teori biaya produksinya. Teori yang ditentang itu mengatakan bahwa harga barang ditentukan oleh biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Hal ini bertentangan dengan analisis yang dilakukan “Trio Neo-klasik”(Jevons, Carl Menger, dan Walras) tersebut tentang faktor-faktor yang menentukan harga-harga relatif.

3.    Teori Nilai Upah Buruh
Masih ketiga tokoh neo-klasik yang sama seperti dua poin kaitan di atas, mereka secara tegas juga mengkritik teori nilai upah buruh (labor theory of value) oleh David Ricardo dari kaum klasik, yang menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga adalah tingkat upah alami yang besarnya hanya cukup untuk buruh bertahan hidup saja.
Jadi, bertentangan dengan pendapat “trio neo-klasik” mengenai faktor-faktor kondisi permintaan itu sendiri yang menentukan harga-harga relatif, bukan dikarenakan upah alami buruh seperti dikatakan Ricardo.


Tuesday, July 31, 2012

Kaitan Ide/Pemikiran & Konsep antara Merkantilisme dan Mazhab Klasik


Oleh: T. Bahran Basyiran

Beberapa kaitan ide atau pemikiran dan konsep antara era merkantilisme dan mazhab klasik adalah sebagai berikut :

1.    Literatur Ide dan Konsep Ekonomi
Suatu hal yang pantas dicatat selama era merkantilisme ialah tidak hanya perdagangan dan perekonomian yang maju pesat, perkembangan literatur juga meningkat pesat sekali. Kemajuan dalam tulisan-tulisan ekonomi maju dan baik dalam jumlah maupun mutu. Masa merkantilisme ditandai sebagai periode masing-masing orang menjadi ahli ekonomi bagi dirinya sendiri. Setiap orang mempunyai pendapat sendiri-sendiri, dan sayangnya sangat sulit digeneralisasi. Hal ini mungkin disebabkan kebanyakan penulis tidak berlatar belakang universitas, tetapi para pedagang yang menulis persoalan-persoalan ekonomi yang berhubungan dengan bisnis mereka. Sehingga orang-orang menganggap tulisan-tulisan mereka tersebut “berserakan”. Akan tetapi, dari tulisan-tulisan mereka inilah yang selanjutnya Adam Smith, kaum klasik, memperoleh banyak sumber untuk menulis bukunya dan tulisan-tulisannya.
Otomatis, literatur ide dan konsep kaum merkantilis yang “berserakan“ tersebut menjadi salah satu sumber dan pokok ide literatur yang digunakan kaum klasik untuk  menjelaskan konsepnya. Jadi memang ide dan konsep kaum klasik tidak terlepas dari punyanya kaum merkantilis.

2.    Posisi Makna Konsep Individualisme dan Peranan Pemerintah
Di era merkantilisme, negara ditempatkan sangat tinggi di atas individu-individu, dengan kata lain, pemerintah pada masa merkantilis mempunyai peranan penting dalam menetapkan kebijakan pada setiap individu (notabene individunya merupakan saudagar). Sebaliknya, menurut Adam Smith (ajaran klasik), kepentingan individulah yang mesti diutamakan. Bahkan tugas negaralah untuk menjamin terciptanya kondisi bagi setiap orang untuk bebas bertindak melakukan yang terbaik bagi diri mereka masing-masing. Mencegah monopoli, mempertahankan negara, menjaga ketertiban internal, dan mengatur barang publik bereksternalitas tinggi, itu semua juga merupakan peran pemerintah menurut Smith.
Jadi, menurut saya ini juga merupakan kaitan antara merkantilisme dan klasik, walaupun keterkaitannya yang berlawanan arah, merkantilis mengatakan peran pemerintah itu vital sedangkan klasik mengatakan tidak perlu adanya campur tangan pemerintah. Disini yang lebih awal muncul menjadi sumber yang setelahnya untuk membuat konsep yang baru. Sehingga hal tersebut tetap saja dapat disebut adanya kaitan.

Saturday, January 7, 2012

Kebijakan Pemerintahan dalam Mengatasi dan Menanggulangi Kemiskinan dan Hasil yang Dicapai

I.  PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Sistem Ekonomi Islam


1. Pendahuluan

Beberapa dasawarsa yang lalu, dunia telah mengalami polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi, ditandai dengan adanya dua negara adidaya sebagai representasi dua system ekonomi tersebut, Amerika dan sekutu Eropa baratnya merupakan bagian kekuatan dari sistem ekonomi kapitalis, sedangkan ekonomi sosisalis diwakili oleh Uni Soviet dan Eropa Timur serta negara China dan Indochina seperti Vietnam dan Kamboja. Dua sistem ekonomi ini lahir dari dua muara idiologi yang berbeda sehingga persaingan dua sistem ekonomi tersebut hakikatnya merupakan pertentangan dua idiologi politik dan pembangunan. Posisi negara muslim pasca berakhirnya perang dunia kedua menjadi objek tarik menarik dua kekuatan idiologi tersebut. Hal ini disebabkan tidak adanya visi konstruksi pembangunan ekonomi yang dimiliki para pemimpin negara muslim dari sumber Islami orisinil pasca lahirnya negara bangsa sebagai akibat dari pengaruh penjajahan dan kolonialisme barat.
Dalam suasana tarik menarik tersebut lahirlah ide untuk kembali pada sistem yang orisinal di dua dasawarsa terakhir ini. Gerakan Islamisasi ekonomi ini kemudian menjelma menjadi suatu gerakan yang sangat menarik hingga kini. Dari sini timbul perntanyaan mendasar yang membutuhkan jawaban yaitu tentang apa sesungguhnya keunggulan sistem ekonomi Islam jika dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya?


Sistem Perekonomian Inggris: Free-market dan Ekonomi Syariah

I. Pendahuluan

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut. Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

1.1. Latar Belakang Perekonomian di Inggris
Inggris adalah salah satu yang ekonominya paling kuat, produk domestic bruto (PDB) berada di urutan terdepan di negara-negara Eropa. Inggris adalah negara yang sangat maju dan merupakan produsen penting tekstil dan produk kimia. Sejak 1990-an, sektor jasa keuangan telah memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian Inggris dan Kota London adalah salah satu pusat terbesar di dunia keuangan. Proporsi pembuatan Inggris agak menurun dalam ekonomi nasional, sedangkan proporsi industri jasa dan energi semakin naik, khususnya indsutri bisnis, industri moneter dan industri asuransi mencapai perkembangan pesat. Pada tahun 2002, ekonomi Inggris nomor 4 terbesar di dunia, adalah negara investor nomor 2 terbesar di dunia. Perusahaan swasta adalah soko guru ekonomi Inggris yang mengambil 60 persen dalam PDBnya. Sumber daya Inggris cukup kaya di negara-negara Uni Eropa. Adalah negara produk minyak bumi dan gas alam yang utama di dunia. Sumber dayanya terutama adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, tenaga atom dan tenaga air.
Dilihat dari sudut pandang sejarah, Inggris dikenal luas oleh publik dunia dengan statusnya yang merupakan Negara penjajah terbesar di dunia dengan menggunakan sistem pembangunan ekonomi pasar di Negara jajahannya dan berbagi keuntungan dengan Sang Penjajah. Ini sangat menggambarkan sifat kapitalisnya yang mengandalkan pasar, ini lebih dikenal dengan istilah Nekolim, Neokolonialisme-Kolonialisme-Imperialisme.
Sampai saat ini, memang sistem ekonomi yang dimiliki oleh Negara ini adalah sistem ekonomi pasar bebas (free market). Di samping itu, mulai timbul sistem baru yang sedang mencoba untuk mendominasi di Inggris, yaitu sistem ekonomi syariah, di mana Inggris merupakan Negara ke-8 sistem ekonomi syariah terbesar di dunia.