Translate Page

Thursday, June 7, 2012

Perkembangan Sistem Ekonomi Syariah di Eropa: Contoh Kasus di Inggris


Oleh: Teuku Bahran Basyiran

Saat ini telah masuk sistem perekonomian yg baru di Negara-negara Eropa, yaitu sistem ekonomi syariah yang dimulai pada tahun 2000-an dan terus berkembang secara positif sampai sekarang. Ini menjadi sistem alternative pada makin turunnya reputasi kapitalis di Negara-negara Eropa. Pemerintah di Negara-negara tersebut sangat mendukung segala program dan upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak ekonomi syariah dikarenakan jelasnya tujuan pada sistem ini dalam menangani permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan ekonomi seperti sosial, yang baurannya merupakan rakyat lemah.
Sistem ekonomi syariah terus berkembang dengan munculnya satu-per-satu lembaga-lembaga syariah. Perbankan syariah di Eropa telah berdiri sejak 2004 dan memiliki 50 ribu nasabah menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap industri tersebut. Lima bank murni syariah kini beroperasi di London termasuk lembaga multinasional seperti HSBC yang menjadi pemain kunci sektor perbankan syariah. London pun menjadi pintu masuk menuju Eropa.
Bank yang merupakan bank syariah pertama di Eropa adalah IBB (The Islamic Bank of Britain) atau Bank Islam Britania, didirikan pada tahun 2004 di Inggris, yang menandakan dimulainya atmosfir sistem ekonomi syariah di Eropa. Bank ini menunjukan meski berada di pasar masyarakat menengah, bank syariah masih bisa bersaing dengan bisnis bank konvensional.  Bank tersebut nyata-nyata berani menerapkan margin kompetitif untuk produk deposito berjangka, bahkan mengalahkan sejumlah bank konvensional besar di negara itu.
Sebagai contoh, kita lihat di negara Inggris, yang merupakan negara di Eropa yang pertama sekali menerapkan sistem ekonomi syariah. Pada dasarnya, Inggris bukanlah negara Muslim. Namun, negeri Ratu Elizabeth itu tercatat sebagai negara yang paling maju dalam hal ekonomi syariah. Sebuah studi mencatat, Inggris  sebagai negara yang memiliki bank terbanyak bagi umat muslim di antara negara Barat lainnya. Aset perbankan syariah yang mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar pounds) melebihi aset bank syariah seperti di Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Hal tersebut pun didukung oleh 55 universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Inggris yang memiliki pendidikan keuangan syariah. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara lainnya. Dan para ahli ekonomi syariah dari beberapa universitas di negara tersebut pun didatangkan untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun pelatihan di berbagai belahan dunia.
Meski ekonomi syariah tak berasal dari Negara-negara Eropa, tapi keuangan syariah telah menemukan tempatnya di Negara-negara Eropa. Tercatat, banyak negara-negara besar dunia di Eropa (selain Inggris) telah memakai sistem ini, seperti Perancis, Jerman, Italia.

Bab 8: Analisis Ekonomi Struktur Keuangan



Biaya Transaksi

            Biaya transaksi merupakan masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.

Bagaimana Biaya Transaksi Mempengaruhi Struktur Keuangan
            Jika anda mempunyai uang $5.000  yang ingin di investasikan di pasar saham. Uang tersebut dapat anda belikan sejumlah kecil saham. Meskipun jika anda menggunakan perdagangan online, pembelian anda akan sedemikian kecil sehingga komisi perantara (brokerage) untuk membeli saham yang anda pilih akan merupakan presentase yang besar dari harga beli saham. Jika anda membeli obligasi, masalah menjadi akan lebih buruk karena di nominasi terkecil untuk beberapa obligasi yang mungkin ingin anda belin $10.000 dan tidak punya sebanyak itu untuk berinvestasi. Anda akan kecewa karena anda akan tidak dapat menggunakan pasar keuangan untuk memperoleh imbal hasil (return) atas tabungan anda. Hal ini adalah fakta kehidupan bagi sebagian besar dari kita. Hanya sekitar separuh dari rumah tangga Amerika Serikat memilki surat berharga (sekuritas).
            Anda juga menghadapi masalah lain akibat biaya transaksi. Oleh karena Anda hanya memiliki dana kecil yang tersedia, anda hanya dapat membuat sejumlah investasi yang terbatas karena sejumlah besar transaksi-transaksi kecil akan menghasilkan biaya transaksi yang sangat tinggi. Dengan demikian, Anda harus menaruh semua telur dalam satu keranjang, dan ketidakmampuan anda untuk melakukan pembedaan akan membatasi anda denfan risiko yang banyak.

Aplikasi: Perilaku Suku Bunga



1.    Perubahan Suku Bunga Karena Ekspansi Siklus Usaha
Dalam siklus usaha yang ekspansif, jumlah barang & jasa yang dihasilkan dalam perekonomian akan meningkat, demikian pula untuk pendapatan nasioanl. Ketika hal itu terjadi, pengusaha akan bersedia meminjam lebih banyak karena mereka berharap bisa mendapatkan keuntungan dari peluang investasi yang membutuhkan pendanaan tersebut. Dengan harga obligasi tertentu, jumlah obligasi yang dijual oleh perusahaan (Bs) akan meningkat. Sehingga dapat dilihat pada grafik berikut ini :

    
·       Artinya, dalam hal ini, kurva penawaran obligasi shift ke kanan dari Bs1 ke Bs2
·       Hal ini juga mempengaruhi kurva permintaan di mana teori permintaan aset menjelaskan bahwa kurva permintaan obligasi akan naik juga, sehingga shift ke kanan dari Bd1 ke Bd2
·       Sehingga didapatlah keseimbangan baru pada Bd2 dan Bs2 yang menyebabkan harga obligasi turun dari P1 ke P2, yang mendorong kenaikan suku bunga




Jadi, ekspansi siklus usaha dan kenaikan pendapatan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan akan turun jika siklus usaha menuju resesi.

2.    Penjelasan Rendahnya Suku Bunga Jepang
Pada tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, suku bunga Jepang menjadi suku bunga paling rendah di dunia. Mengapa suku bunga Jepang sampai tingkat yang sangat rendah? Hal ini disebabkan oleh resesi yang sangat panjang dan deflasi (inflasi negatif) di Jepang, sehingga cukup jelas suku bunganya akan rendah.
Lihat grafik berikut ini :


   
·       Inflasi yang negatif menyebabkan permintaan obligasi meningkat karena perkiraan imbal hasil obligasi naik secara relatif dan selanjutnya menyebabkan kurva Bd shift ke kanan
·       Dan juga menaikkan suku bunga riil, yang menyebabkan penawaran obligasi menurun dan kurva Bs shift ke kiri
·       Kedua shifting ini mendorong peningkatan harga obligasi dan penurunan suku bunga.





Jadi, kontraksi siklus usaha dan berkurangnya peluang investasi akan mendorong penurunan suku bunga, di mana disebabkan oleh menurunnya penawaran obligasi. Terdapat pemahaman yang menyesatkan bahwa suku bunga yang rendah adalah lebih baik. Dalam kasus ini, Jepang mengalami kesulitan yang besar dalam perekonomian (resesi) karena hal tersebut, jika perekonomian Jepang kembali sehat akan membuat suku bunga normal kembali.

3.    Membaca Kolom ‘Credit Markets’ Wall Street Journal
Analisa ini digunakan untuk memahami pembahasan mengenai harga obligasi dan suku bunga yang muncul pada berita-berita keuangan. Setiap hari, Wall Street Journal melaporkan perkembangan pasar obligasi pada hari sebekumnya yang disebut sebagai kolom “Credits Markets”.
Kolom tersebut menceritakan bagaimana harga obligasi Treasury meingkat ketika pasar saham menuju kejatuhan. Ini persis dengan prediksi analisi penawaran & permintaan yang tadi. Pelemahan di saham menunjukkan penurunan perkiraan imbal hasil pada sekuritas tersebut, sehingga menaikkan perkiraan imbal hasil relatif ada obligasi. Semakin tinggi perkiraan tersebut akan menyebabkan jumlah yang diminta meningkat pada setiap harganya, sehingga menggeser kurva permintaan ke kanan, hasilnya adalah kenaikan pada harga keseimbangan dan turunnya suku bunga.
Kolom tersebut juga menjelaskan bahwa untuk obligasi Treasury yang menembus kisaran sekarang, seharusnya ada sinyal yang jelas dari turunnya pertumbuhan atau meningkatnya inflasi. Analisis sebelumnya juga menghasilkan kesimpulan yang sama karena perubahan perkiraan inflasi atau pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting yang menentukan harga obligasi.
Kolom tersebut juga mencatat bahwa penawaran obligasi dalam jumlah yang besar yang masuk ke pasar pada bulan depan membuat para analisis melihat kecenderungan turunnya harga obligasi Treasury. Kondisi ini konsisten dengan analisis penawaran dan permintaan yang sebelumnya mengenai pasar obligasi. Meningkatnya penawaran akan menggeser kurva penawaran ke kanan, yang menyebabkan harga keseimbangan turun.

Sumber: 
Mishkin, Frederic S. 2011. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Organisasi Bank Sentral



Wewenang Bank Sentral dan Implikasinya pada organisasi

Berdasarkan wewenangnya, menurut Chen Yuan (1990) organisasi Bank Sentral terdiri dari dua level/aras, yaitu aras yang mempunyai kewenangan tertinggi dan aras di bawah badan yang mempunyai kewenangan tertinggi dalam membuat kebijakan (Decision Making Body). Pada aras tertinggi, unit organisasi Bank Sentral dapat terdiri dari satu, dua, atau tiga badan, yaitu:
a.         Policy Making Body (badan pembuat kebijakan)
b.         Executive Body (badan pelaksana kebijakan)
c.          Supervisory Body (badan pengawas)
Selanjutnya Chen Yuan menjelaskan bahwa jumlah badan pada organisasi Bank Sentral yang memiliki wewenang tertinggi dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok.
Pertama, Bank Sentral yang wewenang mebuat kebijakan dan wewenang melaksanakan kebijakan berada pada satu badan, misalnya Federal Reserve System of the United States  dan Bank of England.
Kedua, Bank Sentral yang wewenang membuat kebijakan dan wewenang melaksanakan kebijakan berada pada dua badan yang terpisah, misalnya Bank of Japan, Deutsche Bundesbank, dan Bank of Italy.
Ketiga, Bank Sentral yang wewenang membuat kebijakan, wewenang melaksanakan kebijakan, dan wewenang mengawasi kebijakan berada pada tiga badan terpisah yaitu Decision Making Body, Executive Body dan Supervisory Body, misalnya Bank of France, the National Bank of Belgium,  dan the National Bank of Switzerland.