Translate Page

Tuesday, December 4, 2012

Perubahan Struktur Industri di Negara Berkembang


Oleh: T. Bahran Basyiran

Pendahuluan
Pembangunan ekonomi untuk periode jangka panjang di suatu negara, membawa perubahan yang sangat esensial terutama dalam struktur ekonomi negara tersebut. Perubahan itu dari ekonomi tradisional yang menitikberatkan pada sektor pertanian ke sektor ekonomi modern yang didominasi oleh sektor industri sebagai mesin utama pembangunan.
Motor utama transformasi struktur ekonomi  suatu negara berkembang tersebut bukan hanya  pergeseran dari sektor pertanian ke sektor  industri, atau yang disebut dengan industrialisasi, tetapi proses transformasi tersebut juga mencakup pergeseran struktur industri  dari waktu ke waktu (dalam jangka panjang). Misalnya, dengan dimilikinya keunggulan komparatif  akibat pergeseran dari kegiatan produksi yang bersifat padat karya dan berteknologi rendah ke arah kegiatan produksi yang lebih padat modal dan berteknologi tinggi.
Struktur Industri adalah struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor industri. Struktur industri menggambarkan bagaimana industri diorganisasikan. Hal ini terkait dengan hubungan dari (a) sesama produsen; (b) sesama konsumen; (c) produsen dan konsumen; dan (d) produsen, yang telah ada terhadap produsen baru yang masuk ke pasar (Bain: 1968). Menurut teori ekonomi industri, struktur industri menentukan tingkat kompetisi dan merupakan faktor yang berpengaruh pada perilaku dan kinerja dari suatu industri (perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri). Oleh karenanya, analisa struktur industri merupakan pijakan awal untuk mengkaji suatu industri.
Struktur industri didefinisikan dalam terminologi distribusi jumlah dan ukuran dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri (Bain: 1968). Struktur industri merupakan cerminan dari struktur pasar suatu industri (Kuncoro: 2007). Dalam studi empiris mengenai struktur industri, digunakan pengukuran konsentrasi untuk mengukur intensitas dari persaingan dalam industri. Konsentrasi industri ini menginformasikan ukuran relatif dari perusahaan-perusahaan yang ada pada pasar (Jacobson: 1996).

Monday, December 3, 2012

Menghina Rakyat (Indonesia)


Oleh Sri Palupi

Terhadap tuduhan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD terkait mafianarkoba yang merambah Istana, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskan, pihak Istana sangat keberatan dan merasa terhina.
Rasa terhina yang dipersoalkan Sudi Silalahi ini membuat saya berpikir, pihak Istana benar-benar keterlaluan. Mereka hanya peduli pada citranya sendiri.
Ketika rakyat direndahkan, dilecehkan, dijual murah, ditembaki, diculik, dan diambil organ tubuhnya, serta diperkosa berulang kali oleh pihak-pihak di luar negeri, pihak Istana tidak merasa terhina. Sampai sekarang mereka tetap bungkam.
Rupanya derita dan penghinaan rakyat oleh pihak-pihak di negara lain bukan prioritas Istana. Berulang kali pihak Istana menegaskan bahwa presiden tidak harus turun tangan untuk semua persoalan. Alasannya, sudah ada menteri yang mengurusi. Sementara itu, saya mencatat, presiden lebih banyak turun tangan untuk hal-hal yang menyangkut pujian, penghargaan, seremoni, dan berbagai urusan yang mendukung pencitraan Istana.
Kalaupun presiden turun tangan atas persoalan rakyat, itu terjadi karena tekanan massa. Jangankan merasa terhina terhadap penghinaan yang diderita rakyat, pihak Istana bahkan secara sistematis menghina rakyat dengan berbagai kebijakan dan kebungkamannya.

Wednesday, August 22, 2012

Pemikiran & Konsep Ekonomi Neo-Keynesian dan New-Keynesian

Oleh: T. Bahran Basyiran

Neo-Keynesian


Pandangan mereka disebut Keynesian kerena teori mereka merupakan determinasi pemikiran Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes tersebut diperbaharui berdasarkan penelitian empiris yang lebih baru. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.

Fluktuasi Ekonomi (Business cycle)
Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini telah dibicarakan, namun pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu melekatnnya kepercayaan orang terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan dalam perekonomian.
Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang lebih serius pada era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan perekonomian tidak stabil dan yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil.
Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu berada pada keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.

Pemikiran & Konsep Ekonomi Keynes

Oleh: T. Bahran Basyiran

Pendahuluan
Selama dasawarsa ’30 berlangsung depresi ekonomi yang ganas dan berkepanjangan. Justru dalam keadaan demikian ternyata segenap pemikiran-pemikiran sebelumnya, mazhab klasik dan neo-klasik, tidak berdaya untuk memberi jawaban atas masalah-masalah penting yang sedang dialami dalam ekonomi masyarakat sebagai keseluruhan. Hal ini berkaitan erat dengan pola pendekatan dalam alur pikiran kedua mazhab itu yang bersifat mikro terhadap berbagai permasalahan khusus, di mana tidak dapat terwujud kepaduan utuh dalam suatu sistem pemikiran dan kerangka analisis yang mencakup proses perekonomian secara menyeluruh.
Sejak terjadinya depresi besaran-besaran tersebut, orang curiga bahwa ada sesuatu yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang dianggap berlaku umum selama ini. Dalam menghadapi persoalan ekonomi yang mahadahsyat (terjadi krisis dan sistem kapitalis jatuh), teori-teori ekonomi yang  dikembangkan oleh pakar-pakar klasik maupun neo-klasik tidak mampu menjelaskan fenomena dan peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Dalam situasi tidak menentu inilah lahir seorang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu John Maynard Keynes.
Karya tulis atau buku Keynes yang paling populer adalah The General Theory of Employment, Interest, and Money. Buku ini ditulis  sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo-klasik.
Teori klasik dinilai Keynes mengandung banyak kelemahan, sehingga perlu diperbaiki dan disempurnakan, seperti masalah mekanisme pasar, keseimbangan pasar, ketenagakerjaan, analisis biaya, tabungan & investasi, dan juga kritikan yang habis-habisan oleh Keynes terhadap tokoh klasik, J. B. Say tentang teorinya “Supply creates its own demand” (akan  dijelaskan lebih lanjut di halaman berikutnya, poin pertama).
Sedangkan terhadap teori-teori neo-klasik, Keynes tidak terlalu banyak menemukan banyak kelemahan, akan tetapi juga tetap Keynes melakukan hal yang sama seperti terhadap klasik, yaitu melakukan penyempurnaan teorinya agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi saat sekarang (pada saat itu-red). Juga dikarenakan Keynes merupakan salah satu murid brilliannya Marshall, yang notabenenya merupakan kaum neo-klasik. Sehingga sudah pasti karya-karya Marshall banyak diakui oleh Keynes. Mungkin hampir sebagian besar konsep-konsep Marshall diperbaiki dan disempurnakan oleh Keynes.
Hal ini menunjukkan adanya peranan Keynes dalam menjelaskan secara lebih lanjut  dan lebih disempurnakan ide dan konsep yang telah ada, punyanya tokoh mazhab neo-klasik.


Kaitan Ide & Konsep antara Mazhab Klasik dan Mazhab Neo-klasik, serta Peranan Keynes di antara Dua Mazhab Tersebut

Oleh: T. Bahran Basyiran

Beberapa kaitan ide atau pemikiran dan konsep antara mazhab klasik dan neo-klasik adalah sebagai berikut :

1.    Konsep Teori Harga
Menurut kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang menentukan harga adalah sisi penawaran.
Pendapat dari kaum klasik di atas, ditentang oleh tokoh-tokoh neo-klasik melalui Stanley Jevons, Carl Menger, dan Leon Walras. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan. Mereka bertiga secara bersama-sama telah mengembangkan analisis yang sifatnya revolusioner tentang faktor-faktor yang menentukan harga-harga relatif.

2.    Teori Nilai Biaya Produksi dan Teori Biaya Produksi
Tokoh-tokoh neo-klasik yang disebutkan pada kaitan poin (1) secara tegas juga tidak setuju dengan teori nilai biaya produksi (cost of production theory of value) dari kaum klasik yang dikemukakan oleh salah satu tokohnya, karena teori ini dinilai tidak berlaku secara umum.
Mereka bertiga juga tidak sependapat dengan James Mill (Mill Senior) dan John Stuart Mill (Mill Junior) dari kaum klasik, tentang pendapat kedua Mill tersebut atas teori biaya produksinya. Teori yang ditentang itu mengatakan bahwa harga barang ditentukan oleh biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Hal ini bertentangan dengan analisis yang dilakukan “Trio Neo-klasik”(Jevons, Carl Menger, dan Walras) tersebut tentang faktor-faktor yang menentukan harga-harga relatif.

3.    Teori Nilai Upah Buruh
Masih ketiga tokoh neo-klasik yang sama seperti dua poin kaitan di atas, mereka secara tegas juga mengkritik teori nilai upah buruh (labor theory of value) oleh David Ricardo dari kaum klasik, yang menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga adalah tingkat upah alami yang besarnya hanya cukup untuk buruh bertahan hidup saja.
Jadi, bertentangan dengan pendapat “trio neo-klasik” mengenai faktor-faktor kondisi permintaan itu sendiri yang menentukan harga-harga relatif, bukan dikarenakan upah alami buruh seperti dikatakan Ricardo.


Tuesday, July 31, 2012

Kaitan Ide/Pemikiran & Konsep antara Merkantilisme dan Mazhab Klasik


Oleh: T. Bahran Basyiran

Beberapa kaitan ide atau pemikiran dan konsep antara era merkantilisme dan mazhab klasik adalah sebagai berikut :

1.    Literatur Ide dan Konsep Ekonomi
Suatu hal yang pantas dicatat selama era merkantilisme ialah tidak hanya perdagangan dan perekonomian yang maju pesat, perkembangan literatur juga meningkat pesat sekali. Kemajuan dalam tulisan-tulisan ekonomi maju dan baik dalam jumlah maupun mutu. Masa merkantilisme ditandai sebagai periode masing-masing orang menjadi ahli ekonomi bagi dirinya sendiri. Setiap orang mempunyai pendapat sendiri-sendiri, dan sayangnya sangat sulit digeneralisasi. Hal ini mungkin disebabkan kebanyakan penulis tidak berlatar belakang universitas, tetapi para pedagang yang menulis persoalan-persoalan ekonomi yang berhubungan dengan bisnis mereka. Sehingga orang-orang menganggap tulisan-tulisan mereka tersebut “berserakan”. Akan tetapi, dari tulisan-tulisan mereka inilah yang selanjutnya Adam Smith, kaum klasik, memperoleh banyak sumber untuk menulis bukunya dan tulisan-tulisannya.
Otomatis, literatur ide dan konsep kaum merkantilis yang “berserakan“ tersebut menjadi salah satu sumber dan pokok ide literatur yang digunakan kaum klasik untuk  menjelaskan konsepnya. Jadi memang ide dan konsep kaum klasik tidak terlepas dari punyanya kaum merkantilis.

2.    Posisi Makna Konsep Individualisme dan Peranan Pemerintah
Di era merkantilisme, negara ditempatkan sangat tinggi di atas individu-individu, dengan kata lain, pemerintah pada masa merkantilis mempunyai peranan penting dalam menetapkan kebijakan pada setiap individu (notabene individunya merupakan saudagar). Sebaliknya, menurut Adam Smith (ajaran klasik), kepentingan individulah yang mesti diutamakan. Bahkan tugas negaralah untuk menjamin terciptanya kondisi bagi setiap orang untuk bebas bertindak melakukan yang terbaik bagi diri mereka masing-masing. Mencegah monopoli, mempertahankan negara, menjaga ketertiban internal, dan mengatur barang publik bereksternalitas tinggi, itu semua juga merupakan peran pemerintah menurut Smith.
Jadi, menurut saya ini juga merupakan kaitan antara merkantilisme dan klasik, walaupun keterkaitannya yang berlawanan arah, merkantilis mengatakan peran pemerintah itu vital sedangkan klasik mengatakan tidak perlu adanya campur tangan pemerintah. Disini yang lebih awal muncul menjadi sumber yang setelahnya untuk membuat konsep yang baru. Sehingga hal tersebut tetap saja dapat disebut adanya kaitan.

Monday, July 30, 2012

Para Ahli/Penemu Ekonomi di Bidang Ilmu Mikroekonomi

1. Alfred Marshall

            Alfred Marshall (lahir 26 Juli 1842 di Bermondsey, London, Inggris, meninggal 13 Juli 1924 di Cambridge, Inggris) adalah salah satu ekonom paling berpengaruh pada zamannya. Bukunya, Principle of Economics (1890), adalah buku teks ekonomi yang dominan di Inggris selama bertahun-tahun. Ini mencetuskan ide-ide supply dan demand, utilitas marjinal dan biaya produksi menjadi satu kesatuan yang koheren. Dia dikenal sebagai salah satu pendiri ekonomi.

Karir
            Marshall lahir di Clapham, Inggris, 26 Juli 1842. Ayahnya adalah seorang kasir bank dan Injili yang taat. Marshall dibesarkan di pinggiran kota London dari Clapham dan dididik di Sekolah Merchant Taylor, Northwood dan College St John, Cambridge, di mana ia menunjukkan bakat dalam matematika, mencapai rangking Kedua di 1865 Cambridge Mathematical Tripos. Marshall mengalami krisis mental yang membuatnya untuk meninggalkan fisika dan beralih ke filsafat. Dia mulai dengan metafisika, khususnya "landasan filosofis pengetahuan, terutama dalam kaitannya dengan teologi". Metafisika menunjukkan Marshall tentang etika, khususnya versi Sidgwickian utilitarianisme; Etika, pada gilirannya, menyebabkan dia mengarah ke ekonomi, karena ekonomi memainkan peran penting dalam menyediakan prasyarat untuk perbaikan kelas pekerja. Bahkan ketika dia berpaling untuk ekonomi, pandangan etisnya terus menjadi kekuatan dominan dalam pemikirannya. 


Sunday, July 29, 2012

The Political Compass™

Welcome to The Political Compass (http://www.politicalcompass.org)


There's abundant evidence for the need of it. The old one-dimensional categories of 'right' and 'left', established for the seating arrangement of the French National Assembly of 1789, are overly simplistic for today's complex political landscape. For example, who are the 'conservatives' in today's Russia? Are they the unreconstructed Stalinists, or the reformers who have adopted the right-wing views of conservatives like Margaret Thatcher?
On the standard left-right scale, how do you distinguish leftists like Stalin and Gandhi? It's not sufficient to say that Stalin was simply more left than Gandhi. There are fundamental political differences between them that the old categories on their own can't explain. Similarly, we generally describe social reactionaries as 'right-wingers', yet that leaves left-wing reactionaries like Robert Mugabe and Pol Pot off the hook.
That's about as much as we should tell you for now. After you've responded to the following propositions during the next 3-5 minutes, all will be explained. In each instance, you're asked to choose the response that best describes your feeling: Strongly Disagree, Disagree, Agree or Strongly Agree. At the end of the test, you'll be given the compass, with your own special position on it.
The test presented on this website is entirely anonymous. None of your personal details are required, and nothing about your result is recorded or logged in any way. The answers are only used to calculate your reading, and cannot be accessed by anyone, ever.
Our sister application on Facebook does log scores, but the information is used only for social networking purposes, and is visible only within the user's personal network. We do not give anyone's score to outside organisations. If you don't want your score logged, don't use the Facebook app.
The idea was developed by a political journalist with a university counselling background, assisted by a professor of social history. They're indebted to people like Wilhelm Reich and Theodor Adorno for their ground-breaking work in this field. We believe that, in an age of diminishing ideology, a new generation in particular will get a better idea of where they stand politically - and the sort of political company they keep.
So are you ready to take the test? Remember that there's no right, wrong or ideal response. It's simply a measure of attitudes and inevitable human contradictions to provide a more integrated definition of where people and parties are really at. Click here to start.

Thursday, July 26, 2012

Ten Key Principles in Economics by Professor Gregory Mankiw

(Re-blogged from Prof Gregory Mankiw's Blog)


Everything has a cost. There is no free lunch. There is always a trade-off.

Cost is what you give up to get something. In particular, opportunity cost is cost of the tradeoff.

One More. Rational people make decisions on the basis of the cost of one more unit (of consumption, of investment, of labor hour, etc.).

iNcentives work. People respond to incentives.

Open for trade. Trade can make all parties better off.

Markets Rock! Usually, markets are the best way to allocate scarce resources between producers and consumers.

Intervention in free markets is sometimes needed. (But watch out for the law of unintended effects!)

Concentrate on productivity. A country’s standard of living depends on how productive its economy is.

Sloshing in money leads to higher prices. Inflation is caused by excessive money supply.

!!! Caution: In the short run, falling prices may lead to unemployment, and rising employment may lead to inflation.

What I've been watching


(Re-blogged from Prof Greg Mankiw's Blog)

I am a latecomer to this, but a friend suggested to me that I would enjoy the TV show Breaking Bad, and boy was he right. It has occupied me almost every evening for the past month, as I have caught up to the current season five.

The show tells the story of a particularly destructive mid-life crisis, as a mild-mannered high school teacher slowly descends into the underworld of drug manufacturing. It is not the best TV drama of all time (I would probably vote for The Wire), but it is close. It is important to watch in sequence, so be sure to start with season one.


Re-blogged this because I have watched this movies too. And I agree with all his words on posted.

Introduction to Algebra: Math Help Summary


  1. Variables 
  2. Expressions 
  3. Equations 
  4. Solution of an equation 
  5. Simplifying equations 
  6. Combining like terms 
  7. Simplifying with addition and subtraction 
  8. Simplifying by multiplication 
  9. Simplifying by division 
  10. Word problems as equations 
  11. Sequences 

 

Sunday, July 15, 2012

Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Dr Bambang Heru Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan BPS dan Sekretaris Ikatan Perstatistikan Indonesia (ISI), atau Statistika Indonesia. 

Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan indikator kinerja makro yang sangat populer, dan dalam hitungannya merupakan derivasi dari PDB (produk domestik bruto) atau GDP (gross domestic product). Popularitasnya disebabkan banyaknya kaitan penggunaan indikator tersebut dengan kegunaan praktis dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Sering kita baca/dengar berita dari media tentang tingkat defisit anggaran, pendapatan per kapita, investasi, maupun kontribusi ekonomi sektoral, yang semuanya dikaitkan dengan besaran PDB. 

Di tengah meluasnya penggunaan indikator tersebut, masih sering terjadi salah tafsir sehingga masyarakat seolah dihadapkan kepada anomali, dan secara ekonomi merugikan. Ada pendapat, apabila pertumbuhan ekonomi tinggi, secara otomatis seluruh masyarakat akan tambah sejahtera serta kemiskinan dan pengangguran berkurang. Benarkah analisis tersebut? Mungkin benar, tetapi tidak sepenuhnya, atau bahkan mungkin sebaliknya. 

Sesuatu yang sering dibanggakan banyak pihak adalah bahwa di tengah krisis ekonomi dunia, ekonomi Indonesia masih tumbuh 4,5% (2008 sebesar 6%). Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,34%, jelas ekonomi per kapita rata-rata masih tumbuh di atas 3%. Namun, kesimpulan akan lain apabila dimasukkan variabel pemerataan, dan di sinilah masalah muncul sehingga analisis yang berbasis pertumbuhan tanpa mengacu kepada pengertian konsep dan definisi serta tata cara penghitungannya sering membuat kesimpulan menjadi bias. Kalau hanya sebagai kajian akademis masih 'baik-baik saja'. Celakanya apabila digunakan untuk kebijakan ekonomi, bisa menjerumuskan dan merugikan. 

Secara konseptual, setiap aktivitas ekonomi akan menghasilkan nilai tambah (value added)-–nilai yang ditambahkan atas nilai bahan baku/input antara--yang merupakan balas jasa faktor produksi--tenaga kerja, tanah, modal, dan kewiraswastaan. Penjumlahan value added di suatu wilayah teritorial (Indonesia) dan dalam selang waktu tertentu (triwulan, setahun) menghasilkan PDB wilayah tersebut. 

Dengan demikian, penguasaan faktor produksi menentukan kepemilikan nilai tambah. Selanjutnya, pertambahan riil PDB dalam triwulan/setahun dinamakan pertumbuhan ekonomi triwulan/tahun bersangkutan. Kata riil mengacu kepada PDB yang telah 'dihilangkan' inflasinya sehingga pertumbuhan ekonomi sudah 'bersih' dari pengaruh perubahan harga dan merupakan pertumbuhan jumlah 'kuantitas' produk. 

Benarkah pertumbuhan yang terjadi telah menyejahterakan masyarakat? 

Masalah penguasaan faktor produksi dan besaran kontribusi sektoral menjadi faktor nyata 'melesetnya' interpretasi yang merugikan masyarakat, dan berikut ini diberikan uraian anomali akibat salah interpretasi. 

Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik, Klasik, Sosialis dan Neoklasik


Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilisme
·       Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar negeri yang menguntungkan .
·      Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdagangan internasional.
·   Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah mendorong ekspor.
·       Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar mempengaruhi tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya logam-logam mulia mempengaruhi tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang beredar, dan kecepatan uang beredar.
·       Kebijakan ekonomi lebih bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi industri di dalam negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan dalam usaha meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan perluasan-perluasan kolonialisme.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Pisiokrat
·       Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi.
·       Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum pekerja.
·       Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk kepentingan ekonomi.
·       Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua sumbangan utama terhadap pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat berubah-ubah karena jumlahnya.

Thursday, June 7, 2012

Perkembangan Sistem Ekonomi Syariah di Eropa: Contoh Kasus di Inggris


Oleh: Teuku Bahran Basyiran

Saat ini telah masuk sistem perekonomian yg baru di Negara-negara Eropa, yaitu sistem ekonomi syariah yang dimulai pada tahun 2000-an dan terus berkembang secara positif sampai sekarang. Ini menjadi sistem alternative pada makin turunnya reputasi kapitalis di Negara-negara Eropa. Pemerintah di Negara-negara tersebut sangat mendukung segala program dan upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak ekonomi syariah dikarenakan jelasnya tujuan pada sistem ini dalam menangani permasalahan-permasalahan yang berkaitan erat dengan ekonomi seperti sosial, yang baurannya merupakan rakyat lemah.
Sistem ekonomi syariah terus berkembang dengan munculnya satu-per-satu lembaga-lembaga syariah. Perbankan syariah di Eropa telah berdiri sejak 2004 dan memiliki 50 ribu nasabah menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap industri tersebut. Lima bank murni syariah kini beroperasi di London termasuk lembaga multinasional seperti HSBC yang menjadi pemain kunci sektor perbankan syariah. London pun menjadi pintu masuk menuju Eropa.
Bank yang merupakan bank syariah pertama di Eropa adalah IBB (The Islamic Bank of Britain) atau Bank Islam Britania, didirikan pada tahun 2004 di Inggris, yang menandakan dimulainya atmosfir sistem ekonomi syariah di Eropa. Bank ini menunjukan meski berada di pasar masyarakat menengah, bank syariah masih bisa bersaing dengan bisnis bank konvensional.  Bank tersebut nyata-nyata berani menerapkan margin kompetitif untuk produk deposito berjangka, bahkan mengalahkan sejumlah bank konvensional besar di negara itu.
Sebagai contoh, kita lihat di negara Inggris, yang merupakan negara di Eropa yang pertama sekali menerapkan sistem ekonomi syariah. Pada dasarnya, Inggris bukanlah negara Muslim. Namun, negeri Ratu Elizabeth itu tercatat sebagai negara yang paling maju dalam hal ekonomi syariah. Sebuah studi mencatat, Inggris  sebagai negara yang memiliki bank terbanyak bagi umat muslim di antara negara Barat lainnya. Aset perbankan syariah yang mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar pounds) melebihi aset bank syariah seperti di Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Hal tersebut pun didukung oleh 55 universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Inggris yang memiliki pendidikan keuangan syariah. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara lainnya. Dan para ahli ekonomi syariah dari beberapa universitas di negara tersebut pun didatangkan untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun pelatihan di berbagai belahan dunia.
Meski ekonomi syariah tak berasal dari Negara-negara Eropa, tapi keuangan syariah telah menemukan tempatnya di Negara-negara Eropa. Tercatat, banyak negara-negara besar dunia di Eropa (selain Inggris) telah memakai sistem ini, seperti Perancis, Jerman, Italia.

Bab 8: Analisis Ekonomi Struktur Keuangan



Biaya Transaksi

            Biaya transaksi merupakan masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.

Bagaimana Biaya Transaksi Mempengaruhi Struktur Keuangan
            Jika anda mempunyai uang $5.000  yang ingin di investasikan di pasar saham. Uang tersebut dapat anda belikan sejumlah kecil saham. Meskipun jika anda menggunakan perdagangan online, pembelian anda akan sedemikian kecil sehingga komisi perantara (brokerage) untuk membeli saham yang anda pilih akan merupakan presentase yang besar dari harga beli saham. Jika anda membeli obligasi, masalah menjadi akan lebih buruk karena di nominasi terkecil untuk beberapa obligasi yang mungkin ingin anda belin $10.000 dan tidak punya sebanyak itu untuk berinvestasi. Anda akan kecewa karena anda akan tidak dapat menggunakan pasar keuangan untuk memperoleh imbal hasil (return) atas tabungan anda. Hal ini adalah fakta kehidupan bagi sebagian besar dari kita. Hanya sekitar separuh dari rumah tangga Amerika Serikat memilki surat berharga (sekuritas).
            Anda juga menghadapi masalah lain akibat biaya transaksi. Oleh karena Anda hanya memiliki dana kecil yang tersedia, anda hanya dapat membuat sejumlah investasi yang terbatas karena sejumlah besar transaksi-transaksi kecil akan menghasilkan biaya transaksi yang sangat tinggi. Dengan demikian, Anda harus menaruh semua telur dalam satu keranjang, dan ketidakmampuan anda untuk melakukan pembedaan akan membatasi anda denfan risiko yang banyak.

Aplikasi: Perilaku Suku Bunga



1.    Perubahan Suku Bunga Karena Ekspansi Siklus Usaha
Dalam siklus usaha yang ekspansif, jumlah barang & jasa yang dihasilkan dalam perekonomian akan meningkat, demikian pula untuk pendapatan nasioanl. Ketika hal itu terjadi, pengusaha akan bersedia meminjam lebih banyak karena mereka berharap bisa mendapatkan keuntungan dari peluang investasi yang membutuhkan pendanaan tersebut. Dengan harga obligasi tertentu, jumlah obligasi yang dijual oleh perusahaan (Bs) akan meningkat. Sehingga dapat dilihat pada grafik berikut ini :

    
·       Artinya, dalam hal ini, kurva penawaran obligasi shift ke kanan dari Bs1 ke Bs2
·       Hal ini juga mempengaruhi kurva permintaan di mana teori permintaan aset menjelaskan bahwa kurva permintaan obligasi akan naik juga, sehingga shift ke kanan dari Bd1 ke Bd2
·       Sehingga didapatlah keseimbangan baru pada Bd2 dan Bs2 yang menyebabkan harga obligasi turun dari P1 ke P2, yang mendorong kenaikan suku bunga




Jadi, ekspansi siklus usaha dan kenaikan pendapatan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan akan turun jika siklus usaha menuju resesi.

2.    Penjelasan Rendahnya Suku Bunga Jepang
Pada tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, suku bunga Jepang menjadi suku bunga paling rendah di dunia. Mengapa suku bunga Jepang sampai tingkat yang sangat rendah? Hal ini disebabkan oleh resesi yang sangat panjang dan deflasi (inflasi negatif) di Jepang, sehingga cukup jelas suku bunganya akan rendah.
Lihat grafik berikut ini :


   
·       Inflasi yang negatif menyebabkan permintaan obligasi meningkat karena perkiraan imbal hasil obligasi naik secara relatif dan selanjutnya menyebabkan kurva Bd shift ke kanan
·       Dan juga menaikkan suku bunga riil, yang menyebabkan penawaran obligasi menurun dan kurva Bs shift ke kiri
·       Kedua shifting ini mendorong peningkatan harga obligasi dan penurunan suku bunga.





Jadi, kontraksi siklus usaha dan berkurangnya peluang investasi akan mendorong penurunan suku bunga, di mana disebabkan oleh menurunnya penawaran obligasi. Terdapat pemahaman yang menyesatkan bahwa suku bunga yang rendah adalah lebih baik. Dalam kasus ini, Jepang mengalami kesulitan yang besar dalam perekonomian (resesi) karena hal tersebut, jika perekonomian Jepang kembali sehat akan membuat suku bunga normal kembali.

3.    Membaca Kolom ‘Credit Markets’ Wall Street Journal
Analisa ini digunakan untuk memahami pembahasan mengenai harga obligasi dan suku bunga yang muncul pada berita-berita keuangan. Setiap hari, Wall Street Journal melaporkan perkembangan pasar obligasi pada hari sebekumnya yang disebut sebagai kolom “Credits Markets”.
Kolom tersebut menceritakan bagaimana harga obligasi Treasury meingkat ketika pasar saham menuju kejatuhan. Ini persis dengan prediksi analisi penawaran & permintaan yang tadi. Pelemahan di saham menunjukkan penurunan perkiraan imbal hasil pada sekuritas tersebut, sehingga menaikkan perkiraan imbal hasil relatif ada obligasi. Semakin tinggi perkiraan tersebut akan menyebabkan jumlah yang diminta meningkat pada setiap harganya, sehingga menggeser kurva permintaan ke kanan, hasilnya adalah kenaikan pada harga keseimbangan dan turunnya suku bunga.
Kolom tersebut juga menjelaskan bahwa untuk obligasi Treasury yang menembus kisaran sekarang, seharusnya ada sinyal yang jelas dari turunnya pertumbuhan atau meningkatnya inflasi. Analisis sebelumnya juga menghasilkan kesimpulan yang sama karena perubahan perkiraan inflasi atau pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting yang menentukan harga obligasi.
Kolom tersebut juga mencatat bahwa penawaran obligasi dalam jumlah yang besar yang masuk ke pasar pada bulan depan membuat para analisis melihat kecenderungan turunnya harga obligasi Treasury. Kondisi ini konsisten dengan analisis penawaran dan permintaan yang sebelumnya mengenai pasar obligasi. Meningkatnya penawaran akan menggeser kurva penawaran ke kanan, yang menyebabkan harga keseimbangan turun.

Sumber: 
Mishkin, Frederic S. 2011. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat