Translate Page

Sunday, September 18, 2011

Kemiskinan di Kehidupan Sekitar (Indonesia), Khususnya di Aceh

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2004 – 2010

Tahun
Jumlah (Ribu Jiwa)
Persentase
Kota
Desa
Jumlah
Kota
Desa
Jumlah
2004
198,70
957,50
1.156,10
17,49
32,57
28,37
2005
222,90
943,50
1.166,40
19,04
32,60
28,69
2006
226,90
922,80
1.149,70
19,22
31,98
28,28
2007
218,80
864,70
1.083,60
18,68
29,87
26,65
2008
195,80
763,90
959,70
16,67
26,30
25,53
2009
182,20
710,70
892,90
15,44
24,37
21,80
2010
173,37
688,48
861,85
14,65
23,54
20,98


Penduduk Miskin / Maret 2011
            Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Aceh pada tahun 2011 sebesar 19,57 persen. Angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 20,98 persen. Penurunan persentase penduduk miskin tersebut terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan.
            Pada periode 2010 - 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Inflasi / Juli 2011
            Pada bulan Juli 2011 di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 1,16 persen. Di Kota Lhokseumawe juga terjadi inflasi yaitu sebesar 0,44 persen dan Provinsi Aceh inflasi sebesar 0,81 persen.
            Inflasi yang terjadi di Kota Banda Aceh secara umum disebabkan oleh kenaikan harga pada Kelompok Bahan Makanan dengan inflasi 3,43 persen; Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga inflasi sebesar 1,32 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau inflasi sebesar 0,78 persen; Kelompok Sandang inflasi sebesar 0,36 persen dan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar inflasi sebesar 0,08 persen.

Inflasi di Pedesaan / Juli 2011
            Pada Juli 2011, di daerah pedesaan di Provinsi Aceh terjadi inflasi sebesar 0.63 persen inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Bahan Makanan, Transportasi dan Komunikasi, sementara Pendidikan, Rekreasi dan olah raga masing-masing sebesar 0.86 persen, 0.80 persen dan 0.52 persen.
            Dari 10 Provinsi di wilayah Sumatera yang dilaporkan pada Juli 2011, Semua Provinsi terjadi inflasi di pedesaan, dengan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 1.06 persen dan terendah di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,42 persen. 

Keadaan Ketenagakerjaan / Februari 2011
            Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Februari 2011 mencapai 2,069 juta orang, bertambah sekitar 136 ribu orang dibanding Februari 2010 sebesar 1,933 juta orang.
            Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Februari 2011 mencapai 1,898 juta orang, bertambah sekitar 131 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2010 sebesar 1,767 juta orang.
            Jumlah penganggur pada Februari 2011 sebesar 171 ribu orang mengalami peningkatan sekitar 5 ribu orang dibandingkan keadaan Februari 2010 sebesar 166 ribu orang.
            Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Aceh pada Februari 2011 mencapai 8,27 persen, lebih rendah 0,33 persen dari TPT bulan Februari 2010 sebesar 8,60 persen.
            Situasi ketenagakerjaan pada bulan Februari 2011 ditandai dengan meningkatnya jumlah pekerja di beberapa sektor. Sektor yang mengalami peningkatan dengan jumlah tertinggi dibandingkan dengan keadaan Februari 2010 adalah sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan jumlah tenaga kerja tertinggi adalah sektor konstruksi.
            Dari sisi gender, pada Februari 2011 sekitar 35,4 persen tenaga kerja perempuan bekerja dengan status pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga sedangkan laki-laki sebesar 8,9 persen. Sementara itu, sekitar 32,27 persen tenaga kerja laki-laki bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai dan perempuan sebesar 28,4 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh >> http://www.aceh.bps.go.id/


Tanggapan sebagai Seorang Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Oleh: T. Bahran Basyiran

·         Dari sekumpulan data BPS Aceh di atas mengenai persentase penduduk miskin 2004-2011, dapat dilihat bahwa angka kemiskinan terus menurun mulai dari tahun 2005 (hanya terjadi kenaikan 0,32% pada rentang 2004-2005). Tentu ini merupakan suatu hal yang positif bagi daerah. Tapi tragisnya, persentase kemiskinan di Aceh hampir setengah lebih tinggi dari kemiskinan di seluruh Nusantara. Salah satu data yang range perbedaannya lebih besar terjadi pada tahun 2005, kemiskinan di Aceh sebesar 28,69% sedangkan Indonesia secara keseluruhan sebesar 15,97%, selisih 12,72%. Untuk data tahun 2010, Aceh menduduki peringkat ke-7 klasemen dengan persentase kemiskinan tertinggi. Wow tragis!

Data membuktikan, di dalam kategori permasalahan kemiskinan, Indonesia selalu berada pada tingkat pertengahan, tidak baik dan tidak buruk. Kabar buruknya, Negara tetangga (kecuali Singapore, karena tidak pantas lagi untuk dibandingkan) seperti Malaisya, masuk ke dalam tingkatan yang paling puncak bersama dengan Negara-negara maju, begitupula dengan setengah wilayah Thailand. Sudah sepantasnya Indonesia menjadikan pengentasan kemiskinan prioritas dalam pembangunan ekonomi, untuk menggapai cita-cita bangsa menjadi Negara yang terdepan.

·         Untuk data tentang keadaan ketenagakerjaan Februari 2011, jumlah angkatan kerja dan penduduk yang bekerja di Aceh meningkat hampir 10% dari tahun sebelumnya. Di samping itu, jumlah pengangguran juga mengalami peningkatan hampir mencapai 4% dari tahun sebelumnya. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka menurun 0,33% dari tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa persaingan merebut lapangan pekerjaan semakin besar. Efek persaingan ini merupakan hal yang positif karena dapat menghasilkan pekerja yang handal, tapi tanpa sadar kemiskinan meningkat dikarenakan masyarakat bawah cenderung segan untuk masuk ke dalam persaingan tersebut, sehingga meningkat pula pengangguran.

Permasalahan gender dalam dunia pekerjaan sudah tidak asing lagi di Bumi Serambi Mekkah ini. Faktor masyrakat sebagai penganut budaya fundamentalisme yang menyebabkan problema perbedaan gender dalam dunia kerja itu ada. Tapi data membuktikan tidak ada perbedaan yang menonjol pada wanita yang bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai, hanya berbeda 3,87% lebih sedikit dibandingkan laki-laki.

No comments:

Post a Comment