Neo-Keynesian
Pandangan mereka disebut Keynesian kerena teori mereka
merupakan determinasi pemikiran Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes
tersebut diperbaharui berdasarkan penelitian empiris yang lebih baru. Neo-Keynes
merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa dalam mengembangkan
teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian.
Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
Fluktuasi Ekonomi (Business cycle)
Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini
telah dibicarakan, namun pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu
melekatnnya kepercayaan orang terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa
perekonomian akan selalu menuju keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan
dalam perekonomian.
Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan
perhatian yang lebih serius pada era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka
membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam karena mereka memerlukan teori-teori
yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan perekonomian tidak stabil dan yang
lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih
stabil.
Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena
dua penyebab utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat
investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak
adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh
kakunya harga dan tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian
tidak selalu berada pada keseimbangan, sering terjadi fluktuasi.
Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi
menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah
sebagai langkah koreksi.
1.
Alvin Hansen
Hansen berhasil menyusun secara sistematis serangkaian
pikiran dasar Keynes dalam suatu kerangka analisis yang rapi dan utuh. Dia
dengan jelas menujukkan hal-hal pokok pada sistem pemikirannya dalam ramifikasinya
terhadap kebijakan negara secara langsung dan tidak langsung.
Hansen juga menjelaskan permasalahan mengenai
pendapatan nasional, investasi, dan kesempatan kerja, yang ditempatkan dalam
suatu pola perkembangan ekonomi yang ditandai gerak gelombang kegiatan yang
menaik dan menurun (dalam hal ini Hansen juga dipengaruhi oleh pemikiran Joseph
Schumpeter, yang bersama-sama berinduk di Harvard University). Dalam hubungan
ini, pengelolaan permintaan agragatif dilihat sebagai pencerminan dari
kebijakan fiskal yang anti-siklis. Hansen juga menghubungkan antara beberapa
pemikiran dari Alfred Marshall dan dari cabang ilmu ekonomi pemikiran Keynes.
Dalam pola pendekatan Hansen, kini teori siklus ekonomi dijadikan lagi sebagai
bagian dalam kerangka teori ekonomi umum.
2.
Joseph Schumpeter
Dari masa-masa sebelumnya, pakar pertama yang lebih
serius dalam mengembang teori pertumbuhan adalah Schumpeter. Bagi dia, pelaku
utama pertumbuhan ekonomi adalah adanya entepreneur.
Entrepreneur bukan hanya seorang
pengusaha atau manajer, melainkan juga seseorang yang mau menerima risiko dan
menghasilkan produk dan teknologi baru dalam masyarakat.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat
dalam lingkungan, masyarakat yang menghargai dan merangsang orang untuk
menggali penemuan-penemuan baru, seperti lingkungan masyarakat penganut laissez faire. Dalam masyarakat yang
demikian, insentif bagi penemuan baru lebih tinggi.
Juga depresi tahun 30-an, menurut Schumpeter, bukan
karena kelemahan sistem kapatilis tetapi justru karena kekuatannya, yang pada
saat itu perekonomian sedang berada dalam salah satu titik terendah dalam suatu
gelombang panjang. Jika ditemukan inovasi dan teknologi baru, perekonomian akan
membaik kembali.
3.
Simon Kuznets
Kuznets berperan dalam kegiatan yang bersangkut-paut
dengan data statistik yang selanjutnya berkembang menjadi ilmu pengetahuan
dengan kerangka analisis berdasarkan teknik dan metode matematika canggih.
Kuznets memantau kegiatan ekonomi dalam masyarakat dengan berpangkal pada suatu
kerangka perhitungan nasional dengan dilengkapi tentang unsur-unsur komponen
dalam pendapatan nasional.
Berkat karya kuznets tersebut, pengertian-pengertian
pokok dalam kerangka teori Keynes dapat diberikan wujud nyata secara
kuantitatif-empiris, seperti mengenai hubungan antara pendapatan-konsumsi-tabungan-investasi
dalam masyarakat secara agregat. Dan segala sesuatu itu dapat diamati dan
dikaji secara berturut-turut sesuai tahapan dalam perkembangan waktu. Hal ini
dikenal sebagai time series analysis.
4.
Paul Samuelson
Di bawah pengaruh Samuelson, kerangka dasar pemikiran
Keynes disempurnakan sampai pada tingkat yang lebih manju dan dalam lingkup
pembahasan yang lebih luas.
Ada dua hal yang berjasa dari ulasan Samuelson.
Pertama, diperlihatkannya tentang hubungan timbal-balik antara faktor multiplier dan asas accelerator, yang berimplikasi bahwa multiplier dan accelerator saling
memperkuat perannya dalam jalannya perekonomian secara agregat. Permintaan
efektif dari masyarakat dipengaruhi oleh
investasi langsung (autonomous
investment), yang selanjutnya melalui faktor multiplier menyebabkan tambahan pendapatan dengan berlipat.
Permintaan efektif pun dapat diberi stimulan yag berawal dari pengeluaran
konsumen, yang selanjutnya melalui asas accelerator secara tidak langsung
menyebabkan bertambahnya investasi (induced
investement).
Bidang kedua adalah mengenai lalu lintas perdagangan
dan pembayaran internasional. Samuelson memperjelas hubungan antara kebijakan
fiskal dengan keseimbangan dalam lalu lintas pembayaran internasional. Hal ini
memperllihatkan peranan foreign trade
multiplier (dampak multiplier
yang berasal dari perdangan luar negeri) dan berbagai kemungkinan penyimpangan
dari keseimbangan internasional. Di sini dapat dilihat adanya integrasi
mengenai segi ekulibrium internasional ke dalam kerangka umum teori ekonomi
makro.
5.
Walt Withman Rostow
Teori pembangunan yang paling terkenal adalah ulasan
dari Rostow, yang mengatakan bahwa negara-negara berkembang yang ingin maju
harus melalui tahap-tahap pembangunan sebagai berikut.
·
Tahap
tradisional statis
Yang dicirikan oleh keadaan
IPTEK yang masih sangat rendah dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan dan
perekonomian pun masih didominasi sektor pertanian-pedesaan. Struktur
sosial-politik masih kaku.
·
Tahap
transisi
IPTEK mulai berkembang,
sehingga produktivitas semakin meningkat dan industri semakin berkembang.
Tenaga kerja mulai beralih dari sektor pertanian ke sektor industri,
pertumbuhan tinggi, kaum pedagang bermunculan, dan struktur sosial-politik
semakin membaik.
·
Tahap lepas
landas (take-off)
Dicirikan oleh keadaan suatu
hambatan sosial-politik yang umumnya dapat diatasi. Tingkat kebudayaan dan
IPTEK semakin maju, investasi dan pertumbuhan tetap tinggi, dan mulai adanya
ekspansi perdagangan ke luar negeri.
·
Tahap
dewasa
Masyarakat semakin tinggi
penguasaan IPTEK, sehingga terjadi perubahan komposisi angkatan kerja di mana
jumlah skilled labor lebih banyak
daripada unskilled labor. Serikat
dagang dan gerakan buruh semakin maju dan berperan. Pendapatan perkapita
tinggi.
·
Tahap mass consumption
Masyarakat hidup serba
kecukupan, kehidupan aman tentram, dan laju pertumbuhan penduduk semakin
rendah.
Proses di atas hanya bisa berlangsung jika dipenuhi
beberapa kondisi, seperti pemerintahan yang stabil, adanya perbaikan tingkat
pendidikan, adanya kelompok inovator dan wiraswastawan, meningkatnya tabungan
dan investasi hingga mencapai 10 persen dari pendapatan nasional, dan adanya
reformasi sosial.
New-Keynesian
Nicholas Gregory Mankiw
Mankiw adalah Professor
Ekonomi di Harvard University. Penelitiannya mencakup banyak bidang dalam ilmu
ekonomi dan meliputi berbagai tulisan mengenai penyesuaian harga, perilaku
konsumen, pasar keuangan, kebijakan moneter dan fiskal, dan pertumbuhan
ekonomi.
Dalam konsep makroekonominya
yang sangat terkenal dan merupakan bidang ahlinya, Mankiw menawarkan
keseimbangan dalam pembahasan isu-isu makroekonomi jangka pendek dan jangka panjang, mengintegrasikan
wawasan teori klasik dan teori Keynes, menyajikan teori ekonomi dengan beberapa
variasi model sederhana, dan memberikan penekanan bahwa makroekonomi adalah
disiplin ilmu empiris yang banyak berkaitan dengan bidang-bidang ilmu lainnya.
Mankiw merumuskan teori-teori
ekonomi ke dalam “Ten Principles of
Economics”-nya. Tujuannya adalah untuk menjelaskan overview tentang apa itu ekonomi. Kesepuluh prinsip tersebut
adalah:
1.
Orang
menghadapi berbagai trade-off (efisiensi
dan equality)
2.
Biaya
adalah sesuatu yang dikorbankan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu hal
yang lain
3.
Orang
rasional berpikir terhadap margin (perubahan marginal)
4.
Orang bereaksi
terhadap insentif
5.
Perdagangan/pertukaran
dapat membuat setiap orang menjadi lebih baik
6. Pasar
merupakan sebuah solusi yang baik untuk mengorganisir aktivitas ekonomi
(tentang ekonomi pasar)
7. Pemerintah
terkadang dapat meningkatkan kinerja pasar (tentang kegagalan pasar,
eksternalitas, dan kekuatan pasar)
8. Standar
hidup sebuah negara bergantung pada kemampuannya dalam memproduksi barang dan
jasa (tentang produktivitas)
9.
Harga-harga
meningkat ketika pemerintah mencetak uang terlalu banyak (tentang inflasi)
10. Masyarakat
menghadapi trade-off jangka pendek
antara inflasi dan pengangguran (tentang fluktuasi ekonomi)
David Romer
Romer adalah Professor ekonomi politik di University of California,
Berkeley. Dia merupakan pakar ekonomi di bidang makroekonomi. Dalam karya terbarunya,
Romer bekerja sama dengan istrinya, Christina Romer, pada kebijakan fiskal dan
moneter dari tahun 1950 hingga saat ini, dengan menggunakan catatan dari
pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan bahan-bahan dari staf The Fed
untuk mempelajari bagaimana Federal Reserve membuat keputusan. Karyanya
menunjukkan bahwa beberapa dari kredit untuk pertumbuhan ekonomi yang relatif
stabil pada tahun 1950, should lies
dengan good policy oleh Federal
Reserve, di samping itu anggota FOMC telah membuat keputusan yang lebih baik
dengan mengandalkan lebih dekat pada perkiraan yang dibuat oleh staf The Fed
tersebut.
Baru-baru ini, Romers (David dan Christina) berfokus
pada dampak kebijakan pajak pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara umum.
Karya ini terlihat pada catatan sejarah perubahan pajak Amerika Serikat dari
1945-2007, tidak termasuk perubahan pajak endogen, yang dibuat untuk melawan
resesi atau meringankan biaya pengeluaran baru pemerintah. Ia menemukan bahwa ada
peningkatan pajak eksogen, dibuat misalnya untuk mengurangi pewarisan defisit
anggaran, mengurangi pertumbuhan ekonomi (meskipun dengan jumlah yang lebih
kecil setelah tahun 1980 dari sebelumnya). Romers juga menemukan, "Tidak
ada dukungan untuk hipotesis bahwa pemotongan pajak mengendalikan pengeluaran
pemerintah, memang pemotongan pajak bisa saja meningkatkan pengeluaran. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa efek utama dari pemotongan pajak pada anggaran
pemerintah adalah mendorong timbulnya peningkatan pajak berikutnya"
Ia juga menulis tentang beberapa mata pelajaran bagi
ekonom makro, seperti “Do Students Go to Class? Should They?” dan “Do Firms
Maximize? Evidence from Professional Football”.
Dynamic Stochastic General Equlibrium
(DSGE)
Model ini adalah cabang dari teori keseimbangan umum
terapan yang berpengaruh dalam makroekonomi kontemporer. Metodologi DSGE
berupaya menjelaskan fenomena ekonomi agregat, seperti pertumbuhan ekonomi,
siklus bisnis, dan dampak kebijakan moneter dan fiskal, berdasarkan model
ekonomi makro yang berasal dari prinsip ekonomi mikro. Salah satu alasan utama
makroekonomi berusaha untuk membangun model microfounded
adalah, tidak seperti yang lebih tradisional model peramalan makroekonometrik,
model microfounded pada prinsipnya tidak
harus rentan terhadap kritik Lucas. Selain itu, karena dasar mikro didasarkan
pada preferensi pengambil keputusan dalam model, fitur model DSGE merupakan
indikator alami untuk mengevaluasi efek kesejahteraan dari perubahan kebijakan.
Struktur dari model DSGE ini adalah preferensi, teknologi, dan kerangka
institusional.
Daftar Pustaka
Bahan Mengajar Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi oleh Muhammad
Ilhamsyah Siregar, S.E.,MA. Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
Deliarnov. 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Edisi Ketiga Revisi. Jakarta:
Rajawali Pers
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Edisi I.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mankiw, N. Gregory. 2009. Principles of Economics 6th
Edition (International Edition). Canada: South-Western Cencage Learning
Wikipedia
No comments:
Post a Comment