Biaya Transaksi
Biaya transaksi
merupakan masalah besar dalam pasar keuangan, salah satu contoh berikut dapat memperjelas
hal tersebut. Biaya transaksi menahan banyak penabung dan peminjam kecil dari
keterlibatan langsung dengan pasar keuangan . Perantara keuangan mengambil
keuntungan dari skala ekonomis dan lebih mampu untuk mengembangkan keahlian
untuk menurunkan biaya transaksi, dengan demikian memungkinkan penabung dan
peminjam untuk mendapatkan keuntungan dari keberadaan pasar keuangan.
Bagaimana Biaya Transaksi
Mempengaruhi Struktur Keuangan
Jika anda mempunyai
uang $5.000 yang ingin di investasikan
di pasar saham. Uang tersebut dapat anda belikan sejumlah kecil saham. Meskipun
jika anda menggunakan perdagangan online, pembelian anda akan sedemikian kecil
sehingga komisi perantara (brokerage) untuk membeli saham yang anda pilih akan
merupakan presentase yang besar dari harga beli saham. Jika anda membeli
obligasi, masalah menjadi akan lebih buruk karena di nominasi terkecil untuk
beberapa obligasi yang mungkin ingin anda belin $10.000 dan tidak punya sebanyak
itu untuk berinvestasi. Anda akan kecewa karena anda akan tidak dapat
menggunakan pasar keuangan untuk memperoleh imbal hasil (return) atas tabungan
anda. Hal ini adalah fakta kehidupan bagi sebagian besar dari kita. Hanya
sekitar separuh dari rumah tangga Amerika Serikat memilki surat berharga (sekuritas).
Anda juga menghadapi masalah
lain akibat biaya transaksi. Oleh karena Anda hanya memiliki dana kecil yang
tersedia, anda hanya dapat membuat sejumlah investasi yang terbatas karena
sejumlah besar transaksi-transaksi kecil akan menghasilkan biaya transaksi yang
sangat tinggi. Dengan demikian, Anda harus menaruh semua telur dalam satu
keranjang, dan ketidakmampuan anda untuk melakukan pembedaan akan membatasi
anda denfan risiko yang banyak.
Bagaimana Perantara Keuangan
Mengurangi Biaya Transaksi
1.
Skala Ekonomis
Satu solusi untuk persoalan biaya transaksi yang tinggi adalah
menggabungkan dana dri banyak investor secara bersama sehingga dapat mengambil
manfaat dari skala ekonomis (economies of scale), yaitu penurunan biaya
transaksi per dollar investasi sejalan dengan ukuran (skala) transaksi. Skala
ekonomi ada karena total biaya melkuakan transaksi dalam pasar keuangan hanya
meningkatkan sdikit sejalan dengan peningkatan ukuran transaksi.
Contoh yang paling
jelas mengenai perantara keungan yang muncul karen skala ekonomis adalah reksa
dana(mutual fund). Reksa dana adalah perantara keungan yang menjual saham
kepada individu dan kemudian menginvestasikan keuntungannya dalam obligasi atau
saham.
Skala ekonomis juga
penting dalam menurunkan biaya lain,sperti tekhnologi computer yang di perlukan
oleh lembaga keungan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka .
2.
Keahlian
Perantara keuangan juga dapat mengembangkan keahlian yang lebih baik
untuk menurunkan biaya transaksi. Keahlian mereka dalam tekhnologi computer memungkinkan mereka
untuk menawarkan layanan nasabah.
Hasil penting dari
biaya transaksi perantara keungan yang rendah adalah kemampuannya untuk
menyediakan nasabahnya dengan jasa likuiditas, yaiut jasa yang memudahkan
nasabah untuk melakukan transaksi.
Bagaimana Moral Hazard
Memengaruhi Struktur Keuangan di Pasar Utang
Kontrak utang
mensyaratkan peminjam untuk membayar dalam jumlah yang tetap dan membiarkan
mereka menyimpan keuntungan berapa pun di atas jumlah ini, peminjam mempunyai
insentif untuk mengambil proyek-proyek investasi yang lebih berisiko daripada
yang diinginkan pemberi pinjaman.
Alat untuk Membantu Menyelesaikan
Moral Hazard dalam Kontrak Utang
1.
Kekayaan Bersih
dan Jaminan
Salah satu cara untuk
menjelaskan solusi bahwa kekayaan bersih yang tinggi dan jaminan memberikan
masalah moral hazard adalah mengatakan bahwa kontrak utang merupakan
Incentive-compatible, yaitu incentive yang menyelaraskan incentive peminjam
dengan insentive pemberi pinjaman. Semakin besar kekayaan bersih peminjam dan
jaminan yang dijaminkan, semakin besar insentive peminjam berprilaku dengan
cara yang diharapkan dan diinginkan pemberi pinjaman, semakin kecil masalah
moral hazard dalam kontrak utang, dan semakin mudah bagi perusahaan dan rumah
tangga untuk meminjam
2.
Pemantauan dan
Pelaksanaan Kontrak Restriktif
Kontrak restriktif ditujukan
untuk mengurangi moral hazard dengan cara mengesampingkan parilaku yang tidak
diinginkan atau dengan mendorong perilaku yang diinginkan. Terdapat empat jenis
kontrak yang restriktif yang dapat mencapai tujuan tersebut:
·
Kontrak yang mengurangi perilaku
yang tidak diinginkan.
Kontrak yang dirancang untuk mengurangi moral hazard
dengan mencegahpeminjam dari keterlibatannya dalam perilaku yang tidak
diinginkan. Beberapa kontrak mengatur bahwa peminjam dapat digunakan hanya
untuk menandai aktivitas tertentu, kontrak lainnya membatasi perusahaan
peminjam dan keterlibatannya dalam kegiatan usaha yang berisiko.
·
Kontrak untuk mendorong perilaku
yang diinginkan.
Kontrak yang restriktif dapat mendorong peminjam untuk
terlibat dalam aktivitasyang dapat lebih memungkinkan bahwa pinjaman tersebut
akan dibayarkan. Kontrak yang restriktif ini pada khususnya menjelaskan bahwa
perusahaan harus mempertahankan jumlah kepemilikan minimum atas aset tertentu
relatif terhadap ukuran perusahaan.
·
Kontrak untuk mempertahankan agar
jaminan tetap bernilai.
Ini merupakan jenis kontrak yang biasa paling sering
ditemukan. Kontrak pinjaman mobil, misalnya, mengharuskan pemilik untuk
mempetahankan sejumlah jaminan minimum dan asuransi kehialangan dan mencegah
penjualan mobil tersebut kecuali pinjaman sudah dilunasi. Demikian pula
penerima KPR harus mempunyai cukup asuransi atas rumahnya dan membayar KPR
apabila property tersebut dijual.
·
Kontrak untuk memberikan informasi.
Kontrak yang restriktif juga mengharuskan perusahaan
peminjam untuk menyediakan informasi mengenai kegiatannya secara berkala dalam
bentuk laporan akuntasi dan laba triwulan, sehingga memudahkna pemberi pinjaman
memantau perusahaan dan mengurangi moral hazard. Jenis kontrak ini juga dapat
mengatur bahwa pemberi pinjaman mempunyai hak untuk mengaudit dan memeriksa
pembukuan perusahaan kapan saja.
3.
Perantaraan
Keuangan
Perantara keuangan mempunyai
kemampuan untuk menghindari masalah free-rider terutama selama mereka melakukan
pinjaman individu. Pinjaman individu tidak diperdagangkan, sehingga tak
seorangpun yang dapat menjadi free-rider pada pemantauan dan pelaksanaan
kontrak restriktif. Dengan demikian, perantara yang melakukan pinjaman menerima
keuntungan dari pemantauan dan pelaksanaan dan akan bekerja untuk mengurangi
masalah moral hazard yang melekat dalam kontrak utang.
Faktor-faktor yang
Menyebabkan Krisis Keuangan
Untuk memahami
terjadinya krisis perbankan dan keuangan
dan bagaimana krisis tersebut menyebabkan kontraksi terhadap kegiatan ekonomi,
perlu diteliti faktor-faktor yang menyebabkannya. Ada lima kategori faktor yang
dapat memicu krisis keuangan: Kenaikan suku bunga, Peningkatan ketidakpastian,
pasar aset memengaruhi neraca, masalah-masalah dalam sektor perbankan, dan
ketidakseimbangan fiskal pemerintah.
Kenaikan Suku Bunga
Jika suku bunga pasar
meningkat karena peningkatan permintaan kredit atau karena penurunan jumlah
uang beredar, risiko kredit yang baik kurang berminat untuk meminjam sedangkan
risiko kredit yang buruk masih berkeinginan untuk meminjam.. Karena adanya
peningkatan dalam adverse selection
yang dihasilkan, pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman.
Penurunan pinjaman secara substansial akan mengakibatkan penurunan substansial
pada investasi dan kegiatan ekonomi agregat.
Peningkatan Ketidakpastian
Peningkatan ketidakpastian
yang dramatis di pasar keuangan, kemunkinan akibat kegagalan lembaga keuangan
dan non keuangan yang utama, resesi, atau jatuhnya pasar saham, menyebabkan
pemberi pinjaman semakin sulit untuk memilh risiko-risiko kredit yang baik dari
yang buruk. Ketidak mampuan untuk menyelesaikan masalah adverse selection dapat
membuat pemberi pinjaman tidak berkeinginan untuk member pinjaman, sehingga
pinjaman, investasi, dan kegiatan ekonomi agregat akan mengalami penurunan.
Dampak Pasar Aset terhadap Neraca
Kondisi neraca perusahaan
berimplikasi penting bagi kesulitan masalah informasi asimetris dalam sistim
keuangan. Penurunan yang tajam pada pasar saham merupakan satu factor yang
dapat menyebabkan terpuruknya neraca perusahaan, sehingga berakibat
meningkatkan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar keuangan dan
menyulut krisis keuangan.
Permasalahan dalam Sektor Perbankan
Kondisi neraca bank
berdampak penting bagi pemberian pinjaman bank. Jika bank mengalami pemburukan
neraca bank yang cukup tajam, bank akan mulai gagal, dan kekhawatiran menyebar
dari satu bank ke banklain, menyebabkan bahakan bank-bank sehat kolaps.
Penurunan pinjaman bank
selama krisis keuangan menurunkan pasokan dana yang tersedia bagi peminjam,
yang menyebabkan suku bunga tinggi. Hasil dari kegagalan bank berganda (bank
panic) berupa peningkatan masalah adverse selection dan moral hazard di pasar
kredit. Masalah-masalah ini menghasilkan penurunan yang bahkan lebih tajam
dalam pemberian pinjaman untuk memfasilitasi investasi produktif dan dapat
menyebabkan kontraksi yang lebih tajam dalam kegiatan ekonomi.
Ketidakseimbangan Fiskal Pemerintah
Ketidakseimbangan fiskal
pemerintah dapat menciptakan kekhawatiran gagal bayar dari utang pemeritah.
Akibatnya pemerintah mungkin bermasalah untuk mendapatkan orang yang bersedia
membeli obligasinya dan pemerintah dapat memaksa bank untuk membeli obligasi
tersebut. Jika kemungkinan pemerintah gagal bayar utang maka neraca bank akan
melemah dan dapat memicu krisis nilai tukar di mana nilai mata uang domestic
akan turun dengan tajam karena investor menarik ungnya keluar dari Negara,
sehuingga akan membawa destruksi neraca perusahaan dengan utang dalam jumlah
besar yang didenominasi dalam mata uang asing. Dan dapat meningkatkan
masalah-masalah adverse selection dan moral hazarad. Penurunan pinjaman, dan
kontraksi kegiatan ekonomi.
Sumber:
Mishkin, Frederic S. 2011. Ekonomi Uang,
Perbankan, dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba
Empat
No comments:
Post a Comment