Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilisme
· Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan
pemerintah yang dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan
dengan neraca perdagangan luar negeri yang menguntungkan .
· Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan
adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara
teknis dan pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong
perdagangan internasional.
· Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat
melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara
itu terjadi pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan
luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak,
kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi
industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang
rendah mendorong ekspor.
· Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar
mempengaruhi tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya
logam-logam mulia mempengaruhi tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang
yang beredar, dan kecepatan uang beredar.
·
Kebijakan ekonomi lebih bersifat
makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi industri di dalam negeri, dan
menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan dalam usaha
meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan perluasan-perluasan
kolonialisme.
·
Mazhab Pisiokrat tumbuh sebagai kritik
terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh pemikir yang paling terkenal pada
mazhab ini adalah Francois Quesnay. Sumbangan pemikiran yang terbesar dalam
perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum alamiah, dan menjelaskan arus
lingkaran ekonomi.
· Inti pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam
tabel ekonomi yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des
froprietaires dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile
yang meliputi kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum
pekerja.
· Pemikiran ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu
ekonomi selain lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori
nilai dan harga yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang,
harga penjualan dan harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang
dikemukakannya adalah sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan
pajak untuk kepentingan ekonomi.
·
Sumbangan pemikiran ahli Pisiokrat
lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua sumbangan utama terhadap pemikiran
ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori fruktifikasi. Teori uang
sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian
pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang
ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat
berubah-ubah karena jumlahnya.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
· Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan
filsafat mazhab pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan
rasional, dan bertolak dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang
ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan lain secara normatif.
· Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire.
Politik ini menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab
klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat
senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full
employment.
· Asas pengaturan kehidupam perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar.
Teori harga merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa
proses produksi dan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan
dengan melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu
keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang
didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perorangan.
·
Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik
meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan individu serta negara.
Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik pemikiran
ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan
kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip laissez faire.
Kaum Klasik Adam Smith
· Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy
Skotlandia tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh,
perhatiannya bidang logika dan etika, yang kemudian semakin diarahkan kepada
masalah-masalah ekonomi. Ia sering bertukar pikiran dengan Quesnay dan Turgot
dan Voltaire.
· Adam Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik. Karya
besar yang disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di
bidang pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang
mengoperasionalkan dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh
invisible hand, pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan
menyiapkan sarana dan prasarana kelembagaan umum.
· Teori nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi,
walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai
guna dan nilai tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga
tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka
panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori
tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.
·
Sumber kekayaan bangsa adalah lahan,
tenaga kerja, keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan
pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa
untuk tuan tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah
menurun, dengan asumsi berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi
kurang subur, sedangkan persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai
kegiatan ekonomi yang stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat
berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan
spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal
ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.
Kaum Klasik Jean Batiste Say, Thomas Robert Malthus dan David Ricardo
· Jean Batiste Say adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang
berasal dari keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say
memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis.
Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan
dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap
penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian
bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production)
yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi.
Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya
sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).
· Thomas Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun
sebelum Adam Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834.
Malthus adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan
perhatiannya kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat.
Malthus adalah alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia
menyelesaikan pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus
diangkat menjadi Profesor of History and Political Economy di East India
College. Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan
kerangka analisisnya ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori
tentang penduduk dengan bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of
Population. Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan
bahan makanan bertambah secara deret hitung.
·
Ricardo adalah seorang Pemikir yang
paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal
karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif.
David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih
terjabar dan juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif,
pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk
mengkaji berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang
dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori
tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan
disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori
tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang
akumulasi dan perkembangan ekonomi.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Mahzab Sosialis
Kaum Perintis Sosialis
· Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam
ajaran-ajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral.
Misalnya dalam kitab Hammurabi dari Babilonia tahun 1700 sM, masyarakat Yunani
telah menjelaskan tentang rincian petunjuk-petunjuk tentang cara-cara
berekonomi.
· Plato hidup pada abad keempat sebelum Masehi mencerminkan pola pikir
tradisi kaum ningrat. Ia memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan
mereka yang mengejar kekayaan. Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis
suatu negara dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat
merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat memenuhi sendiri
berbagai kebutuhannya. Inilah awal dasar pemikiran Prinsip Spesialisasi
kemudian dikembangkan oleh Adam Smith.
· Aristoteles merupakan tokoh pemikir ulung yang sangat tajam, dan menjadi
dasar analisis ilmuwan modern sebab analisisnya berpangkal dari data. Konsep
pemikiran ekonominya didasarkan pada konsep pengelolaan rumah tangga yang baik,
melalui tukar-menukar. Aristoteleslah yang membedakan dua macam nilai barang,
yaitu nilai guna dan nilai tukar. Ia menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam
uang dengan bunga, uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja, jika menumpuk
kekayaan dengan jalan minta/mengambil riba, maka uang menjadi mandul atau tidak
produktif.
· Xenophon seorang prajurit, sejarawan dan murid Socrates yang mengarang
buku Oikonomikus (pengelolaan rumah tangga). Inti pemikiran Xenophon adalah
pertanian dipandang sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan
perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh negara, modal patungan dalam
usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor
pertambangan menjadi milik bersama.
·
Thomas Aquinas (1225-1274) seorang
filosof dan tokoh pemikir ekonomi pada abad pertengahan, mengemukakan
tentang konsep keadilan yang dibagi dua menjadi keadilan distributife dan
keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus
dilakukan dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga uang adalah riba.
Tetapi masalah riba, upah yang adil dan harga yang layak ini merupakan masalah
yang terus-menerus diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.
Mazhab Sosialis dan Kritik terhadap Pemikiran Ekonomi
Klasik
· Kritik yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan dengan doktrin
laissez faire dengan pengendalian tangan tak kentara (invisible hand) dan
intervensi pemerintah. Pemikiran yang dibahas adalah tentang teori nilai,
pembagian kerja, teori kependudukan, dan the law of deminishing return, dan
kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang berhak untuk mengatur kekayaan
bangsa.
· Para pengritik mazhab klasik terutama dari Lauderdale, Sismonde, Carey,
List dan Bastiat. Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang ditentukan
oleh kelangkaan dan permintaan, sedangkan Muller dan List melihat bahwa nilai
barang ditentukan juga tidak hanya oleh modal fisik, tetapi juga oleh modal
spiritual dan modal mental. Demikian juga Carey melihat tentang teori nilai
dari segi teori biaya reproduksi, sedangkan Bastiat bahwa faktor-faktor yang
menentukan nilai barang adalah besarnya tenaga kerja yang dikorbankan pada
pembuatan barang, menurut beliau hal-hal yang menjadi karunia alam tidak
mempunyai nilai, kecuali telah diolah manusia.
· Sismonde mengajukan keberatan terhadap teori kependudukan Malthus, dan
tidak mungkin dapat dikendalikan dengan cara-cara yang dikemukakan Malthus,
sebab sangat tergantung pada kemauan manusia dan kesempatan kerja, dan kawin
yang selalu dikaitkan dengan kemampuan ekonomi. Mesin mempunyai fungsi untuk
menggantikan tenaga kerja manusia, aspek mesin tidak selalu mempunyai
keuntungan dalam meningkatkan kekayaan bangsa. Carey berpendapat pertambahan
modal lebih cepat dari pertambahan penduduk.
· Sismonde berpendapat bahwa pembagian kerja skala produksi menjadi
semakin besar dan tidak dapat dikendalikan sehingga terjadi kelebihan produksi.
Muller berpendapat bahwa pembagian kerja telah membawa pekerjaan ke dalam
perbudakan dan tenaga kerja menjadi mesin. Pemikiran List bukan pembagian kerja
yang paling penting tetapi mengetahui dan menggunakan kekuatan-kekuatan
produktif dalam usaha meningkatkan kekayaan bangsa.
·
Pemikiran John Stuart Mill banyak
dipengaruhi oleh Jeremy Bentam yang beraliran falsafah utilitarian, bebannya
sangat berat dalam mempelajari falsafah, politik dan ilmu sosial, yang
menjadikan mental breakdown. Kritik terhadap ekonomi klasik terutama pada
Smith, Malthus dan Ricardo, dipelajari oleh Mill. Sementara itu pemikiran
ekonomi sosialis mulai berkembang, dasar sistem ekonomi klasik adalah laissez
faire, hipotesis kependudukan Malthus, hukum lahan yang semakin berkurang,
teori dana upah mendapat tantangan. Dalam era inilah pemikiran Mill dituangkan
dalam bukunya yang berjudul Principle of Political Economy, dengan pemikiran
yang eklektiknya.
·
Sumbangan yang paling besar Mill
adalah metode ilmu ekonomi yang bersifat deduktif dan bersama dengan metode
induktif. Karena hipotesisnya belum didukung dengan data empirik, di samping
itu pembahasannya tentang teori nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi
telah menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas. Mill menjelaskan
bahwa hukum yang mengatur produksi lain dengan hukum distribusi pendapatan,
juga memperkenalkan human capital investment yaitu keterampilan, kerajinan dan
moral tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitas.
Mazhab Sosialis
Utopis
· Dari pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel
pemikiran ini biasa disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap
mempertahankan dengan cara-cara yang bersifat ideal dan terlepas dari kekuasaan
politik disebut sosialis utopis dengan dipelopori oleh Thomas More, Francis Bacon,
Thomas Campanella, Oliver Cromwell, Gerard Winstanley, James Harrington..
· Perkataan Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam tahun 1516
Tentang Keadaan Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang Utopis. Francis Bacon
dalam bukunya Nova Atlantis (1623), dan Thomas Campanella (1623) dalam bukunya
Negara Matahari (Civitas Solis).
·
Saint Simon (1760-1825), dari Perancis
bukunya The New Christianity dan Charles Fourier (1772-1837) bercita-cita
menciptakan tata dunia baru yang lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan
model percontohan. Louis Blanc mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux
yakni pabrik-pabrik yang dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 )
Beliau yakin akan asas persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak milik pribadi
terhadap perusahaan.
Mazhab Sosialis
Ilmiah
· Karl Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia
seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme
Modern. Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman
dan memperoleh sarjana bidang Filsafat. Dalam masa studinya ia banyak
dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah
murni.
· Friedrich Engels, berasal dari kalangan usahawan besar di Jerman,
keluarganya memiliki sejumlah perusahaan industri tekstil di Jerman maupun di
Inggris. Sejak usia muda Engels menaruh minat terhadap ilmu falsafah dan ilmu
pengetahuan masyarakat. Nalurinya tergugah oleh apa yang diamatinya dan
disaksikannya sendiri mengenai kehidupan masyarakat dalam lingkungan kawasan
industri di Jerman dan di Inggris. Engels bertemu dengan Marx tahun 1840 di
Paris, sewaktu Marx hidup dalam pembuangan.
· Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat dibagi
menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan
konsentrasi, kedua teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas
(die verelendung atau increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba
yang cenderung menurun.
· Menurut teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin besar,
sedangkan jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar bersaing dengan
perusahan kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam persaingan dan kemudian
perusahaan kecil lenyap. Timbullah perusahaan-perusahaan raksasa. Para
pengusaha kecil dan golongan menengah menjadi orang miskin.
·
Sedangkan teori akumulasi menyatakan
bahwa para pengusaha raksasa semakin lama semakin kaya dan menumpuk kekayaan
yang terkonsentrasi pada beberapa orang, dan para pengusaha kecil akhirnya
jatuh miskin dan pengusaha kecil yang berdiri sendiri menjadi proletariat.
Sejauhmana proses akumulasi yang dimaksud di atas bisa berjalan tergantung dari
a) tingkat nilai surplus, b) tingkat produktivitas tenaga kerja, dan c)
perimbangan bagian nilai surplus untuk konsumsi terhadap bagian yang disalurkan
sebagai tambahan modal.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Neoklasik
Perintis Analisis Marjinal
· Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam
teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai
tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal
(marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori
ekonomi.
· Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan
sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I
dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi
dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana
konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang
diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai
dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang
berperan dalam menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang
menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde
berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat
kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka
tercakup sekaligus teori distribusi.
·
Pemikiran yang sangat mengagumkan yang
disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan umum melalui empat sistem
persamaan yang serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai
aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang
digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan
lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika
terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang
berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi
·
Dasar pemikiran mazhab neoklasik pada
generasi kedua lebih akurasi dan tajam karena bila dibandingkan dengan
pemikiran ekonomi pada kelompok generasi pertama neoklasik. Hal ini dapat
terjadi karena pemikiran generasi kedua menjabarkan lebih lanjut perilaku
variabel-variabel ekonomi yang sudah dibahas sebelumnya. Lingkupan telah
berkembang dari produksi, konsumsi, dan distribusi yang lebih umum beralih pada
penjelasan yang lebih tajam.
· Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark
dapat menjadi sumber inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan
teori distribusi fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik,
yang secara langsung membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas
marjinal upah tenaga kerja, laba serta lahan dan bunga ditetapkan dengan
objektif dan adil. Tetapi masalahnya, apakah setiap pekerja mendapat upah sama
dengan PPMt nya?
· Penggunaan pendekatan matematis dalam analisis ekonomi terutama dalam
fungsi produksi semakin teknis, dan dengan penggunaan asumsi-asumsi yang
dialaminya juga bertambah seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau
menurun. Hal ini dikaitkan pula dengan bentuk kurva ongkos rata-rata, oleh
Wicksell. Hal ini merupakan sumbangan besar dalam pembahasan ongkos perusahaan
dan industri. Pada saat kurva ongkos rata-rata menurun, sebenarnya pada fungsi
produksi terjadi proses increasing returns, dan pada saat kurva ongkos naik,
pada kurva produksi terjadi keadaan decreasing returns. Selanjutnya, pada saat
ongkos rata-rata sampai pada titik minimum, pada fungsi produksi berlaku asumsi
constant return to scale.
·
Pemikiran lain yang menjadi sumber
kontroversi seperti pandangan Bohm Bawerk telah menimbulkan kontroversi pula
tentang hubungan antara modal dan bunga. Kontroversi ini pun timbul dari
pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai pendapat bahwa barang-barang sekarang
mempunyai nilai lebih tinggi daripada masa depan, karena itu timbullah bunga.
Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh produktivitas melalui keunggulan teknik.
Bohm Bawerk memberikan adanya premium atau agio, karena kebutuhan sekarang
lebih tinggi daripada masa datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan
masa depan perlu dinilai sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan
objektif. Fisher menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan
penawaran terhadap tabungan dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada
tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan marginal rate of return over cost.
·
Sumbangan yang paling terkenal dari
pemikiran Marshall dalam teori nilai merupakan sitetis antara pemikiran pemula
dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan,
yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting. Dengan
demikian, analisis ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan teori
kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Untuk memudahkan
pembahasan keseimbangan parsial, maka digunakannya asumsi ceteris paribus,
sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar
diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka
panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan
marjinal uang yang tetap.
· Pemikiran Alfred Marshall mahir dalam menggunakan peralatan matematika
ke dalam analisis ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk memudahkan pembaca, maka
catatan-catatan matematikanya diletakkan pada bagian catatan kaki dan pada
lampiran bukunya. Pembahasannya tentang kepuasan marjinal telah mulai sebelum
1870, sebelum buku Jevons terbit, tetapi karena orangnya sangat teliti dan
modes, dia tidak mau cepat-cepat menerbitkan bukunya.
· Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung koefisien
barang yang diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai
koefisien ini dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu.
Tetapi, ada dua masalah yang belum mendapat penyelesaian dalam hal sisi
permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti dan efek pendapatan. Robert
Giffen telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi dan pendapatan dengan
permintaannya terhadap barang-barang, sehingga ditemukan Giffen Paradox.
Peranan substitusi kemudian diselesaikan oleh Slurtky.
· Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula
dengan welfare economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja
lebih kecil daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi
surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil
daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak
juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang
struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva
ongkos total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor
internal dan eksternal perusahaan atau industri.
·
Mekanisme permintaan dan penawaran
dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap usaha yang dilakukan untuk
kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan jumlah barang
menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika kurva penawaran berjalan
dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas independen, terjadi
kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen, maka keadaan menjadi
tidak stabil.
·
Inti pemikiran Veblen dapat dinyatakan
dalam beberapa kenyataan ekonomi yang terlihat dalam perilaku individu dan
masyarakat tidak hanya disebabkan oleh motivasi ekonomi tetapi juga karena
motivasi lain (seperti motivasi sosial dan kejiwaan), maka Veblen tidak puas
terhadap gambaran teoretis tentang perilaku individu dan masyarakat dalam
pemikiran ekonomi ortodoks. Dengan demikian, ilmu ekonomi menurut Veblen jauh
lebih luas daripada yang ditemukan dalam pandangan ahli-ahli ekonomi ortodoks.
· Revolusi perkembangan pemikiran yang dikemukakan Veblen yaitu dengan
memperluas lingkup pengkajian ilmu ekonomi, membawa akibat perluasan dan
perubahan dalam metodologi, andaian-andaian, dan perilaku variabel-variabel
ekonomi. Veblen melihat pengkajian ilmu ekonomi dari berbagai aspek ilmu sosial
sehingga diperlukan interdisiplin. Oleh karena itu pula Veblen mendapat tuduhan
bukan sebagai seorang pemikir ekonomi, tetapi sebagai seorang sociologist.
· Pandangan pemikiran Veblen yang utama bahwa teori-teori ekonomi
ortodoks, seperti teori konsumsi, perilaku bisnis, andaian-andaian laba
maksimal, persaingan sempurna ditolaknya. Persaingan sempurna hampir tidak
terjadi, yang banyak terjadi adalah monopoli, bukan persaingan harga, tetapi
harga ditetapkan lebih tinggi. Konflik-konflik yang terjadi bukan lagi antara
tenaga kerja dan pemilik modal, tetapi antara bisnismen dengan para teknisi.
Karena dunia bisnis telah dikuasai oleh mesin, maka peranan teknisilah yang
menentukan proses produksi.
·
Selanjutnya pandangan Veblen pada
tahap awal sukar dipahami oleh ahli-ahli ekonomi, karena dia menggunakan
istilah-istilah yang datang dari disiplin lain. Namun demikian,
pandangan-pandangannya telah mendorong berkembangnya aliran ekonomi kelembagaan
Amerika Serikat. Murid-muridnya melanjutkan dan melakukan pengembangan terhadap
pemikiran- pemikirannya.
Tindakan Koektif dan
Surplus yang tidak Produktif
· Mitchell seorang ilmuwan sejati yang tidak terpengaruh oleh pemikiran
lain ia mempunyai pandangan sendiri. Oleh karena itu tidak semua pandangan
Veblen disetujuinya, bahkan di samping pemikiran ekonomi ortodoks, pandangan
Veblen mendapat kritik. Mitchell berkeberatan terhadap asumsi-asumsi, logika
yang abstrak ekonomi ortodoks, karena itu dia tidak pernah menggunakannya
sebagai teori dalam penelitian. Dia lebih menekankan penelitian empirik dan
menjelaskan data dengan deskriptif. Pendekatan sejarah, dengan mempelajari
sebab-sebab yang menjadi kumulatif secara evolusioner digunakannya dalam
analisis siklus bisnis. Fluktuasi kegiatan ekonomi dapat diamati dari
keputusan-keputusan pengusaha, reaksi-reaksi pengusaha terhadap perubahan laba.
Siklus-bisnis terdiri beberapa tahap, yakni resesi, depresi, pemulihan dan
masa-masa makmur (boom).
· John R. Commons seorang pelopor ajaran ekonomi kelembagaan di
Universitas Wisconsin. Commons mencoba untuk melakukan perubahan sosial,
penyempurnaan struktur dan fungsi pendidikan di kampusnya, dan banyak
memberikan sumbangan dalam ekonomi perburuhan. Pandangannya terhadap ekonomi
ortodoks adalah penolakannya pada lingkungan ekonomi yang sempit, statik, dan
mencoba memasukkan segi-segi kejiwaan, sejarah, hukum, sosial dan politik dalam
pembahasannya. Teori harga dalam ekonomi ortodoks hanya berlaku dalam
kondisi-kondisi khusus. Dalam pasar ekonomi ortodoks terjadi pertukaran, tetapi
bukan hubungan pertukaran. Dia membagi tiga macam transaksi dalam pasar, yakni
transaksi pengalihan hak milik kekayaan, transaksi kepemimpinan, dan transaksi
distribusi. Dalam transaksi tersebut, melibatkan aspek-aspek kebiasaan, adat,
hukum dan kejiwaan.
·
Pandangan pemikiran J.A. Hobson
tentang kritiknya terhadap ekonomi ortodok, yaitu ada tiga kelemahan teori
ekonomi ortodoks yang ditemukannya, yakni tidak dapat menyelesaikan masalah
full employment yang dijanjikan teori ekonomi ortodoks, distribusi pendapatan
yang senjang, dan pasar bukanlah ukuran terbaik untuk menentukan ongkos sosial.
Adanya ekonomi normatif dan positif tidak disetujuinya, oleh karena keduanya
mengandung unsur etika, hipotesis tentang timbulnya imperialisme, karena
terjadi under consumption dan over saving di dalam negeri, maka diperlukan
penanaman modal ke daerah-daerah baru. Pengeluaran pemerintah dan pajak dapat
mendorong ekonomi ke arah full employment, dan meningkatkan pendapatan pekerja
dan peningkatan produktivitas. Pembayaran terhadap faktor-faktor produksi dapat
ditentukan atas kebutuhan cukup untuk meningkatkan produktivitas dan dengan
memberikan kelebihan yang tidak produktif. Dengan semakin meratanya pembagian
pendapatan akan mendorong peningkatan produktivitas, meningkatnya konsumsi, dan
akan terhindarlah ekonomi dari resesi.
Inovasi, Drama Asia
dan Kapitalisme Amerika
· Pemikiran yang paling menonjol dari Schumpeter tentang pembahasan
ekonomi jangka panjang terlihat dalam analisisnya baik mengenai terjadinya
inovasi komoditi baru, maupun dalam menjelaskan terjadinya siklus-bisnis.
Keseimbangan ekonomi yang statik dan stasioner itu mengalami gangguan dengan
adanya inovasi, namun gangguan itu berusaha mencari keseimbangan baru. Inovasi
akan terhenti kalau kapten industri (wiraswasta) telah terlihat dengan
persoalan-persoalan rutin. Walaupun Schumpeter menggunakan andaian-andaian
ekonomi ortodoks, tetapi dia memasukkan aspek dinamik dengan mengkaji
terjadinya fluktuasi bisnis, di mana terjadi resesi, depresi, recovery, dan
boom. Invensi dan inovasi merupakan kreativitas yang bersifat destruktif.
Penemuan hari ini dapat dihancurkan oleh penemuan esok, tetapi ekonomi tetap
tumbuh.
· Pemikiran Gunnar Myrdal seorang ekonomi Swedia yang terbesar dewasa ini
tertarik dengan pengkajian sosiologi. Dia mempelajari sebab-sebab terjadinya
kemiskinan di negeri-negeri maju dan yang sedang berkembang. Dalam mengatasi
persoalan-persoalan itu tidak dapat hanya dengan teori-teori ekonomi ortodoks,
oleh karena teori itu terlalu sempit. Perencanaan ekonomi di negeri-negeri yang
sedang berkembang akan mengarahkan pembangunan yang jelas, dan perencanaan itu
meliputi segala aspek, yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, kependudukan, dan
semua sektor. Alat analisisnya seperti yang dilakukan oleh Mitchell, yakni
sebab-musabab yang bersifat kumulatif. Jadi, kekuatan-kekuatan politik,
ekonomi, sosial dan kejiwaan dapat berhimpun menjadi sebab kejadian yang merugikan
atau yang menguntungkan pembangunan.
·
John Keyneth Galbraith
menjelaskan perkembangan ekonomi kapitalis di AS, yang tidak sesuai dengan
ramalan-ramalan yang bersifat manipulatif dari teori ekonomi ortodoks.
Andaian-andaian ekonomi ortodoks menurut Galbraith ternyata tidak sesuai dengan
kenyataannya. Tidak ada lagi persaingan sempurna, pasar telah dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan ini menentukan selera konsumen.
Kekuasaan konsumen telah tidak berarti sehingga timbul dependent-effect pemilik
modal telah terpisah dengan para manajer yang profesional, dan para manajer ini
telah menjadi technostructure masyarakat. Konsumsi masyarakat telah menjadi
tinggi, tetapi sebaliknya terjadi pencemaran lingkungan, dan kualitas
barang-barang swasta tidak dapat diimbangi oleh barang-barang dan jasa publik.
Kekuatan-kekuatan perusahaan besar dikontrol oleh kekuatan pengimbang seperti
kekuatan buruh, pemerintah, dan lembaga-lembaga konsumen. Namun demikian, untuk
menjamin kelanjutan kekuasaan perusahaan- perusahaan ini, mereka meminta
pemerintah untuk menstabilkannya.
Sumber :
Disman, DR.H.,MS. 2000. Sejarah Teori-teori
Ekonomi
No comments:
Post a Comment