Untuk merespon permintaan jasa keuangan bagi orang yang berpendapatan rendah yang sebagian besar berlokasi di Negara berkembang, pada tahun 70-an produk-produk baru dan berbagai metodologi telah mulai dikembangkan pada sebuah industry yang dikenal sebagai Microfinance. Pada Negara-negara berkembang, di mana hal tersebut melayani banyak kebutuhan, mereka sering tertinggal atau bahkan tidak sama sekali. Microfinance bertujuan untuk mengisi kekosongan dan memberikan akses jasa keuangan seperti menabung, kredit, asuransi, dan transfer uang untuk orang yang dinyatakan akan terus tidak terlayani. Secara umum berlaku bahwa microfinance merupakan sebuah alat kekuatan pembangunan ekonomi. Microfinance institutions (MFIs) – Lembaga Keuangan Mikro (LKM) – memberikan jasa keuangan untuk orang miskin dan berpendapatan rendah, atau UMKM yang kecil atau tidak memiliki akses system keuangan formal.
Kredit mikro adalah kredit kecil yang diberkan kepada klien oleh sebuah bank atau lembaga lainnya. Kredit mikro dapat ditawarkan, seringkali tanpa jaminan, kepada seseorang atau melalui pinjaman kelompok.
LKM adalah sebuah lembaga keuangan di mana merupakan sebuah organisasi non-profit atau bank komersial yang menyediakan keuangan mikro dan jasa kepada orang berpendapatan rendah atau UMKM.
Kredit mikro telah terbukti menajadi alat yang efektif melawan kemiskinan, memungkinan mereka tanpa akses ke system keuangan formal untuk meminjamkan sejumlah kecil dana-dana yang mereka perlukan dan memulai atau membangun usaha kecil.
Kredit Mikro dan Keuangan Mikro (Microfinance)
Kredit Mikro adalah suatu bagian dari bidang keuangan mikro. Kredit mikro juga merupakan persediaan jasa kredit untuk pengusaha berpendapatan rendah, sedangkan keuangan mikro meliputi kerdit, tabungan, dan peningkatan jasa keuangan tambahan seperti asuransi dan transfer uang.
Orang miskin perlu suatu hal yang berbeda pada instrument keuangan yang dapat berfungsi untuk membangun asset, menstabilkan konsumsi dan melindungi mereka mengatasi berbagai resiko. Perluasan dari konsep microfinance berasal dari asumsi dasar tersebut.
“Generasi pertama” dari berbagai lembaga, sebagian besar NGO, hanya melayani kredit dalam hampir 30 tahun sejak era 70-an. Mengapa demikian? Mereka berasumsi bahwa orang miskin tidak sanggup untuk menabung dan mereka itu hanya membutukan pinjaman. Akan tetapi, hal itu terbukti salah. Pada tahun 1984 ketika Bank Rakyat Indonesia (BRI) – LKM terbesar di dunia – menawarkan akun tabungan kepada orang miskin tanpa dengan syarat deposit minimum, dan itu tercapai luar biasa sukses. Pada Desember 2003, Divisi Microbanking BRI mencatat 3.1 juta akun pinjaman dan 29.9 juta akun tabungan dengan pinjaman rata-rata yang dicairkan US$542 dan keseimbangan tabungan rata-rata per-akun US$118. (Bangganya menjadi bagian dari Bangsa ini)
Lembaga Keuangan (Microfinance) dan Rentenir
Rentenir merupakan pesaing lebih langsung dari LKM. Orang miskin, yg tidak termasuk dari system keuangan formal, sebagian besar waktunya hanya mempunyai altenatif tersebut dari berbagai sumber dana informal. Suku bunga yang dibebankan hampir selalu melampaui apa yang dibebankan oleh LKM dan para peminjam tidak memiliki perlindungan apapun dari tindakan-tindakan kasar, misalnya peminjaman yang terhina dan tidak adil. Jadi, jelaslah bahwa LKM jauh lebih baik dari rentenir.
Ketahanan Keuangan
Sumber utama dana LKM adalah donatur, pemerintah dan organisasi internasional. Kebanyakan LKM sangat bergantung pada dukungan donor dan keuangan yang tidak layak.
Ketahanan keuangan adalah kemampuan penyedia microfinance untuk menutupi seluruh biaya yang diperlukan atas dasar tidak bersubsidi. Menurut PBB ketahanan diperlukan untuk mencapai sejumlah besar orang yang sedang dalam keperluan tersebut. Jika LKM tetap tergantung pada pendanaan donor yang terbatas, mereka akan dapat mencapai hanya sejumlah orang yang terbatas. Ketahanan keuangan bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi satu-satunya cara untuk mencapai skala yang signifikan. Mengakses sumber pendanaan komersial merupakan langkah logis berikutnya. Keberhasilan luar biasa dari lembaga keuangan mikro di seluruh dunia meningkatkan permintaan untuk modal dan ini adalah mengapa perdebatan tentang apakah LKM harus mengakses dana komersial dan mengikuti aturan keuntungan saat ini merupakan topic hangat.
Ketahanan keuangan adalah kemampuan penyedia microfinance untuk menutupi seluruh biaya yang diperlukan atas dasar tidak bersubsidi. Menurut PBB ketahanan diperlukan untuk mencapai sejumlah besar orang yang sedang dalam keperluan tersebut. Jika LKM tetap tergantung pada pendanaan donor yang terbatas, mereka akan dapat mencapai hanya sejumlah orang yang terbatas. Ketahanan keuangan bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi satu-satunya cara untuk mencapai skala yang signifikan. Mengakses sumber pendanaan komersial merupakan langkah logis berikutnya. Keberhasilan luar biasa dari lembaga keuangan mikro di seluruh dunia meningkatkan permintaan untuk modal dan ini adalah mengapa perdebatan tentang apakah LKM harus mengakses dana komersial dan mengikuti aturan keuntungan saat ini merupakan topic hangat.
No comments:
Post a Comment