Translate Page

Wednesday, August 22, 2012

Pemikiran & Konsep Ekonomi Neo-Keynesian dan New-Keynesian

Oleh: T. Bahran Basyiran

Neo-Keynesian


Pandangan mereka disebut Keynesian kerena teori mereka merupakan determinasi pemikiran Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes tersebut diperbaharui berdasarkan penelitian empiris yang lebih baru. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.

Fluktuasi Ekonomi (Business cycle)
Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini telah dibicarakan, namun pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu melekatnnya kepercayaan orang terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan dalam perekonomian.
Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang lebih serius pada era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan perekonomian tidak stabil dan yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil.
Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu berada pada keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.

Pemikiran & Konsep Ekonomi Keynes

Oleh: T. Bahran Basyiran

Pendahuluan
Selama dasawarsa ’30 berlangsung depresi ekonomi yang ganas dan berkepanjangan. Justru dalam keadaan demikian ternyata segenap pemikiran-pemikiran sebelumnya, mazhab klasik dan neo-klasik, tidak berdaya untuk memberi jawaban atas masalah-masalah penting yang sedang dialami dalam ekonomi masyarakat sebagai keseluruhan. Hal ini berkaitan erat dengan pola pendekatan dalam alur pikiran kedua mazhab itu yang bersifat mikro terhadap berbagai permasalahan khusus, di mana tidak dapat terwujud kepaduan utuh dalam suatu sistem pemikiran dan kerangka analisis yang mencakup proses perekonomian secara menyeluruh.
Sejak terjadinya depresi besaran-besaran tersebut, orang curiga bahwa ada sesuatu yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang dianggap berlaku umum selama ini. Dalam menghadapi persoalan ekonomi yang mahadahsyat (terjadi krisis dan sistem kapitalis jatuh), teori-teori ekonomi yang  dikembangkan oleh pakar-pakar klasik maupun neo-klasik tidak mampu menjelaskan fenomena dan peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Dalam situasi tidak menentu inilah lahir seorang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu John Maynard Keynes.
Karya tulis atau buku Keynes yang paling populer adalah The General Theory of Employment, Interest, and Money. Buku ini ditulis  sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo-klasik.
Teori klasik dinilai Keynes mengandung banyak kelemahan, sehingga perlu diperbaiki dan disempurnakan, seperti masalah mekanisme pasar, keseimbangan pasar, ketenagakerjaan, analisis biaya, tabungan & investasi, dan juga kritikan yang habis-habisan oleh Keynes terhadap tokoh klasik, J. B. Say tentang teorinya “Supply creates its own demand” (akan  dijelaskan lebih lanjut di halaman berikutnya, poin pertama).
Sedangkan terhadap teori-teori neo-klasik, Keynes tidak terlalu banyak menemukan banyak kelemahan, akan tetapi juga tetap Keynes melakukan hal yang sama seperti terhadap klasik, yaitu melakukan penyempurnaan teorinya agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi saat sekarang (pada saat itu-red). Juga dikarenakan Keynes merupakan salah satu murid brilliannya Marshall, yang notabenenya merupakan kaum neo-klasik. Sehingga sudah pasti karya-karya Marshall banyak diakui oleh Keynes. Mungkin hampir sebagian besar konsep-konsep Marshall diperbaiki dan disempurnakan oleh Keynes.
Hal ini menunjukkan adanya peranan Keynes dalam menjelaskan secara lebih lanjut  dan lebih disempurnakan ide dan konsep yang telah ada, punyanya tokoh mazhab neo-klasik.


Kaitan Ide & Konsep antara Mazhab Klasik dan Mazhab Neo-klasik, serta Peranan Keynes di antara Dua Mazhab Tersebut

Oleh: T. Bahran Basyiran

Beberapa kaitan ide atau pemikiran dan konsep antara mazhab klasik dan neo-klasik adalah sebagai berikut :

1.    Konsep Teori Harga
Menurut kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang menentukan harga adalah sisi penawaran.
Pendapat dari kaum klasik di atas, ditentang oleh tokoh-tokoh neo-klasik melalui Stanley Jevons, Carl Menger, dan Leon Walras. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan. Mereka bertiga secara bersama-sama telah mengembangkan analisis yang sifatnya revolusioner tentang faktor-faktor yang menentukan harga-harga relatif.

2.    Teori Nilai Biaya Produksi dan Teori Biaya Produksi
Tokoh-tokoh neo-klasik yang disebutkan pada kaitan poin (1) secara tegas juga tidak setuju dengan teori nilai biaya produksi (cost of production theory of value) dari kaum klasik yang dikemukakan oleh salah satu tokohnya, karena teori ini dinilai tidak berlaku secara umum.
Mereka bertiga juga tidak sependapat dengan James Mill (Mill Senior) dan John Stuart Mill (Mill Junior) dari kaum klasik, tentang pendapat kedua Mill tersebut atas teori biaya produksinya. Teori yang ditentang itu mengatakan bahwa harga barang ditentukan oleh biaya-biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Hal ini bertentangan dengan analisis yang dilakukan “Trio Neo-klasik”(Jevons, Carl Menger, dan Walras) tersebut tentang faktor-faktor yang menentukan harga-harga relatif.

3.    Teori Nilai Upah Buruh
Masih ketiga tokoh neo-klasik yang sama seperti dua poin kaitan di atas, mereka secara tegas juga mengkritik teori nilai upah buruh (labor theory of value) oleh David Ricardo dari kaum klasik, yang menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga adalah tingkat upah alami yang besarnya hanya cukup untuk buruh bertahan hidup saja.
Jadi, bertentangan dengan pendapat “trio neo-klasik” mengenai faktor-faktor kondisi permintaan itu sendiri yang menentukan harga-harga relatif, bukan dikarenakan upah alami buruh seperti dikatakan Ricardo.